Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta pada Selasa sore naik 32 poin menjadi Rp9.043/9.045 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.075/9.093, karena pelaku pasar aktif membeli rupiah. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan bahwa pelaku pasar makin aktif membeli rupiah ketimbang dolar AS yang menguat hingga posisinya di bawah level Rp9.050 per dolar AS. Penyebab pelaku membeli rupiah, menurut dia, karena dolar AS terhadap yen melemah yang mendorong pelaku lokal memburu rupiah. Menurut dia, merosotnya dolar AS, terutama disebabkan kekhawatiran pelaku asing terhadap pertumbuhan ekonomi AS, setelah pasar gadai (hipotik) AS dan nilai obligasi merosot. Selain itu, ia menilai, juga sektor perumahan AS yang melemah membuat kekhawatiran pelaku pasar terhadap pasar AS makin lesu. Dolar AS terhadap yen turun 0,26 persen menjadi 120,71, euro naik 0,01 persen menjadi 1,3811 dan sterling naik menjadi 2,0618. Pasar AS, merupakan pasar potensial bagi negara-negara Asia, apabila pertumbuhan ekonomi AS melambat, maka pendapatan dari penjualan produk mereka akan menurun. Karena itu bank sentral AS (The Fed) diperkirakan akan menurunkan tingkat suku bunganya untuk memicu ekonomi AS tumbuh lebih baik, katanya. Peluang rupiah, lanjut untuk menguat lagi pada hari berikutnya cukup besar, karena dolar AS diperkirakan akan kembali melemah. Pelaku pasar saat ini menunggu data ekonomi AS berikutnya, ujarnya. Ia mengatakan, rupiah sebenarnya bisa menguat lebih tinggi lagi, namun muncul aksi demo oleh karyawan Nike mengakibatkan pelaku pasar agak hati-hati membeli rupiah. Kenaikan rupiah juga didukung oleh membaiknya indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang mencapai 2,385 poin yang merupakan angka tertinggi yang pernah dicapainya, katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007