Beijing (ANTARA News) - Pejabat Pengawasan Mutu Makanan China dan Uni Eropa (UE) sepakat meningkatkan pertukaran informasi mengenai produk konsumsi dibawah standar dan memperkuat pelaksanaan hukum untuk memerangi produk yang tidak aman. "Kedua belah pihak akan membicarakan lebih lanjut melalui rencana tersebut. Keduanya sepakat akan melakukan pertukaran informasi mengenai produk yang tidak aman melalui Sistem Peringatan Dini untuk Produk Non-Makanan, atau RAPEX," demikian laporan harian China sebagaimana dikutip, di Beijing, Selasa. Hal tersebut dikemukakan setelah Menteri Administrasi Umum Pengawasan Mutu Makanan, Inspeksi dan Karantina China (AQSIQ) Li Changjiang melakukan pembicaraan dengan Komisioner Perlindungan Konsumen UE Meglena Kuneva. Pemerintah China berjanji akan melakukan tindakan lebih serius terhadap sejumlah perusahaan yang diketahui bersalah membuat produk di bawah standar. Kedua belah pihak telah menandatangani kesepakatan kerjasama Januari 2007 yang memberikan akses kepada China soal RAPEX. Cina sepakat untuk menangkap pihak yang melakukan pelanggaran yang memasok produk dibawah standar ke UE. Sesuai RAPEX, sekitar 48 persen dari 924 produk yang berhasil diidentifikasi dari China merupakan produk tidak aman di pasar UE tahun lalu, turun dua persen dibanding tahun sebelumnya. Komisioner UE, Kuneva, mengatakan bahwa dirinya melihat China telah memperbaiki penanganan sejumlah produk makanan, tapi UE menginginkan Beijing untuk menghindari produk tidak aman dengan melacak lebih jeli rantai perdagangan di pabrik. "Ya, terdapat perbaikan tapi juga membutuhkan perbaikan untuk melangkah ke pasar dan pengawasan di pasar," katanya. Menteri Li mengakui bahwa keamanan produk di China selama ini mendapat sorotan dari pasar dunia. Tapi dia menegaskan bahwa keamanan produk bukan hanya perhatian China, tapi juga tanggungjawab secara umum bagi seluruh negara. Data AQSIQ menunjukkan bahwa dalam semester pertama 2007, sebesar 98,8 persen produk makanan dari UE ke China telah memenuhi standar. Pihak AQSIQ beberapa waktu lalu berhasil menemukan sejumlah produk makanan asal jepang yang tidak memenuhi standar. Pekan lalu, AQSIQ telah mengeluarkan suatu peringatan dan meminta untuk mengawasi secara ketat produk perikanan dari Jepang setelah pihak berwenang menemukan sejenis parasit, terhadap dua produk ikan dari negara itu. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007