Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menyatakan bahwa hubungan dengan Korea Utara akan kembali ke "situasi normal" setelah Presiden Donald Trump membatalkan rencana pertemuan bersejarah dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Sekalipun demikian, Pompeo mengungkapkan harapan bahwa kedua negara bisa melanjutkan pembahasan denuklirisasi.
Beberapa saat setelah Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa dia membatalkan pertemuan dengan Kim Jong Un, Pompeo langsung menggelar dengar pendapat selama empat jam dengan Senat di mana para senator Demokrat mengecam cara pemerintah menangani masalah ini.
"Seni berdiplomasi itu jauh lebih sulit dari pada seni berunding," kata Senator Bob Menendez dari Demokrat mengutipkan kalimat dalam buku karya Trump pada 1987.
Pompeo menyanggah rangkaian kritik yang kerap berubah menjadi adu debat menyangkut taktik pemerintah dalam rencana pertemuan Trump-Jong Un itu dan mengenai apa yang disebut para senator Demokrat komentar tak berguna penasihat keamanan nasional John Bolton yang menyebut-nyebut denuklirsasi gaya Libya untuk Korea Utara.
"Saya yakin pengutipan terus menerus model Libya adalah sebuah cara diplomasi untuk mendapatkan hasil yang kita saksikan di Korea Utara saat ini, karena model itu tidak terlalu berhasil untuk Gaddafi," kata Menendez.
Mantan penguasa Libya Muammar Gaddafi digulingkan dan dibunuh pada 2011 setelah dia meninggalkan program senjata nuklirnya pada 2003.
Trump mengumumkan penarikan mundur secara mendadaknya dari pertemuan dengan Kim Jong Un itu lewat sebuah surat kepada Kim, Kamis waktu setempat, seraya menyebut rencana pertemuan itu sebagai "peluang yang hilang."
Baca juga: Trump batal bertemu Kim Jong Un
Pompeo menyatakan pemerintah AS tidak akan mencabut sanksi kepada Korea Utara dan sudah mendapatkan komitmen dari Tiongkok bahwa Korea Utara akan mematuhi PBB dan sanksi kepada negara itu.
"Dalam beberapa hal itu adalah 'situasi normal'. Kampanye untuk menekan terus berlanjut," kata Pompeo ketika ditanyai mengenai apakah hubungan dengan Korea Utara akan kembali ke perang retorika dan saling ancam nuklir seperti terjadi sebelum ini.
Pompeo mengaku kecewa tetapi tidak kaget jika pertemuan Trump-Jong Un itu tidak terlaksana.
Pompeo, yang sudah dua kali bertemu dengan Kim bulan-bulan belakangan ini, mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir ini Korea Utara tidak menjawab pertanyaan Amerika mengenai pertemuan itu.
"Dalam beberapa hari belakangan ini kami sudah berusaha keras melakukan apa yang Ketua Kim dan saya sepakati, untuk membuat persiapan bersama dalam memulai kerja untuk pertemuan itu dan kami tidak mendapatkan tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan kami kepada mereka," kata Pompeo.
Pompeo mengharapkan Pyongyang dan Washington bisa terus melanjutkan pembicaraan menyangkut penghentian program nuklir Pyongyang, tetapi menegaskan keputusan mengenai hal itu sepenuhnya tergantung kepada Kim sendiri.
"Saya harap kami bisa cepat kembali ke tempat itu, tetapi pada akhirnya Ketua Kim yang memiliki keputusan untuk dirinya sendiri," kata Pompeo seperti dikutip Reuters.
Pompeo mengungkapkan Trump memutuskan sendiri penarikan mundur dari pertemuan itu, Rabu waktu AS, di Gedung Putih di mana dia sudah menyimpulkan pertemuan itu tidak akan mencapai hasil positif.
"Ada banyak diskusi di dalam pemerintahan mengenai bagaimana melanjutkan hal itu. Saya yakin dalam beberapa hari ke depan kami akan menjabarkannya," kata Pompeo, "Kami selalu tahu bisa saja pertemuan yang tidak terjadi yang akhirnya tidak berhasil."
Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018