Majalengka (ANTARA News) - Seorang pelajar SMA dari Kabupaten Indramayu yang menderita buta warna parsial, Anzal Ibrahim, mengeluh Kepada Presiden Joko Widodo terkait banyak jurusan yang mensyaratkan tidak buta warna.
"Mengapa banyak jurusan-jurusan yang melarang buta warna untuk masuk," kata Anzal saat acara ramah tamah Presiden dengan perwakilan Ketua OSIS, Ketua Pramuka dan Ketua Rois SMA-SMK se-Jawa Barat di Lapangan Dirgantara Majalengka, Kamis.
Atas pertanyaan ini, Presiden meminta Menteri Pendidikan dan kebudayaan Muhadjir Effendi untuk menjelaskan.
"Memang ada kebijakan dari sekolah dan Perguruan Tinggi untuk bidang-bidang tertentu mensyaratkan harus yang tidak buta warna. Tapi tidak itu saja, ada syarat lain, karena nanti kalau lulus kaitannya dengan pekerjaaannya. Kalau nanti tidak cakap karena kekurangan itu bisa membahayakan bidang pekerjaan itu," kata Muhadjir.
Mendikbud mengaku bahwa syarat itu bukan kementeriannya yang mensyaratkan, tetapi sudah menjadi standar internasional untuk bidang-bidang tertentu.
Presiden menambahkan bahwa tidak semua bidang melarang penderita buta warna untuk masuk dan tidak perlu khawatir.
"Tapi tidak semua bidang, artinya banyak bidang yang bisa dimasuki, ngak usah khawatir mengenai itu," kata Presiden memberi semangat kepada Anzal.
Presiden di awal ramah tamahnya mengatakan bahwa cita-cita masih terbentang luas, tapi harus dengan kerja keras dan kedisiplinan.
"Lakukan hal-hal produktif. Ke depan kesempatannya besar tapi tantangannya juga besar," kata Kepala Negara.
Namun Jokowi yakin dengan para pelajar yang memiliki wajah-wajah cerah dan optimis bisa menjadi generasi yang bisa bersaing.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018