Jakarta (ANTARA News) - Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (PPTKI) Global Alwakil Indonesia mengapresiasi rencana pemerintah untuk menempatkan kembali TKI penatalaksana rumah tangga ke berbagai negara di kawasan Timur Tengah.
Direktur Global Alwakil Indonesia Aulia Febrina dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Kamis menyebutkan upaya pemerintah itu merupakan langkah nyata dalam mengantisipasi keberangkatan TKI ilegal yang jumlahnya mencapai 5.000 - 10.000 orang setiap bulan sejak moratorium TKI Timur Tengah di bulan Mei 2015.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Nusron Wahid pada Rabu (23/5) menyatakan sedang mempersiapkan formulasi yang bagus untuk menempatkan kembali sekitar 30 ribu penatalaksana rumah tangga PRT di Riyadh, Mekkah, dan Madinah (Arab Saudi) dan Qatar pada tahap pertama, setelah moratorium tahun 2015.
Global Alwakil Indonesia selaku perusahaan pelaksana penempatan dan pelatihan pekerja migran Indonesia menyambut positif rencana itu.
Selain perlu perbaikan ketentuan dan prosedur formalisasi yang bagus, kata Febri, diperlukan peningkatan sistem perlindungan terhadap TKI.
Dengan perlindungan TKI, katanya, tidak akan terulang lagi berbagai persoalan yang melatarbelakangi kebijakan penghentian pengiriman TKI ke Timur Tengah seperti indikasi "trafficking" (perdagangan) TKI antarnegara atau banyaknya TKI tidak dapat pulang ke Tanah Air, karena dilarang majikan, meskipun masa kontrak telah habis.
"Peningkatan sistem perlindungan TKI setidaknya mencakup tata kelola yang baik, dari mulai pelatihan peningkatan keterampilan, sertifikasi, proses pengiriman, hingga penempatan TKI di negara-negara penempatan," katanya.
Oleh karena itu, dalam rangka memberikan dukungan nyata terhadap upaya dan rencana pemerintah ini, Global Alwakil Indonesia telah membangun kerja sama dengan pemerintah-pemerintah daerah untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian calon TKI di daerah-daerah asal mereka.
Ia mencontohkan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan memfasilitasi investasi lembaga pelatihan calon TKI.
Pemanfaatan Balai Latihan Kerja (BLK) di berbagai daerah asal TKI selain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kerja calon TKI, juga untuk meningkatkan kesadaran TKI atas perlindungan dirinya sejak tahap persiapan hingga penempatan mereka di negara penerima.
Pelatihan yang baik, katanya, merupakan awal perlindungan yang baik.
Upaya serius ini adalah sebuah inisiatif untuk mendorong lembaga-lembaga perekrutan tenaga kerja di Timur Tengah untuk menunjukkan keseriusan membantu terbangunnya sistem perlindungan TKI.
Selain pelatihan, Global Alwakil Indonesia juga telah membangun sistem teknologi dan sumber daya untuk menjadi mitra pemerintah dalam memaksimalkan tata kelola penempatan TKI ke Timur Tengah.
Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018