"Dari hasil survei, jumlah pemilih yang setuju gerakan ganti Presiden 2019 sebesar 38,3 persen, sedangkan yang tidak setuju 36,8 persen dan yang tidak menjawab sebesar 25 persen," ujar Direktur Riset Roda Tiga Konsultan Rikola Fedri dalam acara pemaparan hasil survei bertema "Isu-Isu Pemerintahan, Kinerja Presiden dan Gerakan Ganti Presiden 2019", di Jakarta, Kamis.
Fedri mengatakan dengan fakta tersebut maka peluang Presiden Jokowi untuk menang dalam Pilpres 2019 masih 50:50 persen.
Menurut dia, keunggulan Jokowi bergantung pada kemampuannya dalam menyelesaikan permasalahan utama yang dialami bangsa.
Berdasarkan hasil survei, lima permasalahan utama yang dihadapi bangsa, yaitu permasalahan ekonomi, korupsi/KKN, sulit mencari lapangan kerja, harga sembako tinggi serta kesejahteraan masyarakat kecil serta termasuk ancaman keamanan (terorisme) yang menjadi perhatian belakangan ini.
Hadir sebagai penanggap hasil survei, politisi PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan isu ganti Presiden pada akhirnya akan menjadi sebuah kampanye.
Dia menekankan isu itu apabila dikapitalisasi maka dapat mengubah persepsi publik.
"Ini pada akhirnya bagian dari membentuk persepsi. Pak Jokowi banyak kerja tapi kurang dikabarkan, sehingga yang menang adalah persepsi yang dibangun," ujar Eva.
Eva mengatakan isu itu memang bukan sebuah pelanggaran dalam era demokrasi seperti sekarang ini, namun dari sisi etika isu semacam itu patut dipertanyakan.
Eva mengatakan isu itu kencang tersiar di media sosial, hal tersebut menunjukkan bahwa pengguna isu tersebut adalah orang-orang yang melek internet.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018