Jakarta (ANTARA News) - Terowongan multifungsi yang tengah direncanakan dibangun di Jakarta diharapkan memiliki fasilitas dan teknologi yang lebih baik dibandingkan "deep tunnel" yang telah ada di Kuala Lumpur, Malaysia.
Ketua Badan Regulator PAM DKI Jakarta, Akhmad Lanti, saat ditemui di Kuala Lumpur, Senin malam, memaparkan terowongan multifungsi yang akan dibangun di Jakarta memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang telah ada di Kuala Lumpur.
"Bila di Kuala Lumpur hanyalah untuk aliran air dari Sungai Klang bila meluap dan di atasnya ada jalan bebas hambatan, di Jakarta, selain itu juga akan ada saluran utilitas telepon dan listrik serta pengolahan air limbah rumah tangga," katanya.
Malaysia telah memiliki Stormwater Management And Road Tunnel(SMART) di Kuala Lumpur yang secara resmi dioperasikan pada 30 Juni 2007 dan mulai dibangun pada Januari 2003.
Menurut Direktur Proyek SMART, KJ Abraham, terowongan sepanjang 9,7 kilometer itu memang didesain untuk mengatasi permasalahan banjir yang secara periodik terjadi di ibukota Malaysia.
"SMART memungkinkan limpahan air dari Sungai Klang dibelokkan begitu ketinggiannya melebihi angka tertentu, sehingga tidak meluap ke kawasan pusat kota Kuala Lumpur," katanya.
Ia menambahkan dalam terowongan itu, dari 9,7 kilometer panjang keseluruhan, tiga kilometer di antaranya memiliki sarana jalan bebas hambatan bersusun dua.
"Dalam kondisi normal dan tidak ada ancaman banjir jalan itu kita operasikan," papar Abraham.
SMART terdiri atas terowongan sodetan banjir (flood bypass) dengan diameter 11,8 meter sepanjang kira-kira 9,7 km yang berawal dari Kampung Berembang, Ampang di sebelah hulu menuju ke arah selatan dan berakhir di Taman Desa.
Setengah dari terowongan tersebut sekitar 3 meter akan menggabungkan pengendalian banjir dengan jalan raya.
Kawasan itu merupakan bagian tengah terowongan yang berawal di Pandan dan berakhir di Lebuhraya Kuala Lumpur-Seremban yang tidak jauh dari persimpangan jalan ke Istana Negara.
Komponen jalan raya ini berupa jalan dua tingkat dan dilengkapi dengan aliran udara, pintu keluar darurat untuk kendaraan ke permukaan pada setiap satu kilometer dan jalan darurat bagi pengguna SMART setiap 250 meter.
Sementara itu, untuk terowongan multifungsi yang akan direncanakan dibangun di Jakarta atau yang dikenal dengan Multi Purpose Deep Tunnel (MPDT), saat ini telah memasuki tahapan prastudi kelayakan yang dilakukan oleh konsultan independen mulai pekan lalu yang akan selesai pada September nanti.
Bila hasil prastudi kelayakan disetujui oleh Gubernur DKI dan Departemen Pekerjaan Umum, menurut Akhmad Lanti, selanjutnya akan dilakukan studi kelayakan dengan harapan pendanaan dari hibah pemerintah Belanda.
Proses pembangunan MPDT Jakarta sendiri diharapkan akan dimulai pada 2010 dan selesai pada 2015. (*)
Copyright © ANTARA 2007