New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat ke tingkat tertinggi enam bulan terhadap euro pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data menunjukkan perlambatan ekonomi di zona Euro dan risalah pertemuan Fed dirilis.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,40 persen menjadi 93,983 pada akhir perdagangan.
Euro kehilangan 0,70 persen terhadap greenback pada akhir perdagangan Rabu (23/5) ke tingkat terendah sejak pertengahan November, karena survei bisnis menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi zona euro melambat jauh lebih tajam dari yang diperkirakan bulan ini.
Sementara itu, para investor juga mencerna risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve yang baru dirilis.
Risalah pertemuan the Fed pada Rabu (23/5) menunjukkan bahwa para pejabat bank sentral menganggap "periode sementara inflasi sedikit di atas dua persen akan konsisten dengan target simetris inflasi Komite."
The Fed juga menunjuk kenaikan suku bunga pada pertemuan Juni, mengatakan "Ini mungkin akan segera sesuai bagi Komite untuk mengambil langkah lain dalam menghapus kebijakan akomodatif."
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1700 dolar AS dari 1,1778 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3351 dolar AS dari 1,3429 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7563 dolar AS dari 0,7577 dolar AS.
Dolar AS dibeli 110,08 yen Jepang, lebih rendah dari 111,00 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9962 franc Swiss dari 0,9929 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2836 dolar Kanada dari 1,2814 dolar Kanada.
Baca juga: Ketidakpastian politik membuat euro dan dolar AS jatuh
Baca juga: Testimoni Comey membuat dolar tersungkur ke level terendah 6 pekan
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018