Washington (ANTARA News) - Jerman pada Rabu mengatakan kepada pejabat senior Amerika Serikat bahwa Eropa masih satu sikap mendukung kesepakatan nuklir dengan Iran karena mengkhawatirkan munculnya perlombaan senjata nuklir di kawasan tetangganya.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik diri dari perjanjian tersebut pada awal bulan ini dan menolak imbauan dari sekutu mereka di Eropa, yang menilai kesepakatan nuklir telah berhasil membatasi kemampuan Iran mengembangkan senjata atom.
Pembatalan terhadap perjanjian ini akan membuat Iran kembali menjalankan program nuklir mereka dan hal ini "sangat membahayakan" keamanan Eropa, kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas kepada sejumlah wartawan setelah menemui Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat John Bolton.
"Eropa masih satu sikap mengenai perjanjian nuklir dengan Iran dan sikap itu tidak akan berubah. Kami tidak ingin ada perlombaan senjata nuklir di kawasan tetangga kami," kata Maas.
Sementara itu pada hari yang sama, Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan penolakan Trump terhadap kesepakatan nuklir menunjukkan bahwa Iran tidak bisa lagi berunding dengan negara yang tidak memenuhi komitmennya sendiri.
Maas, yang rencananya akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, menggambarkan pembicaraanya dengan Bolton -- tokoh yang terkenal punya pandangan keras terhadap Iran -- sebagai perjumpaan yang jujur dan konstruktif.
Maas mengatakan bahwa negara-negara Eropa, sebagaimana Amerika Serikat, juga khawatir terhadap pengembangan senjata rudal di Iran dan agresivitas negara itu di Timur Tengah. Namun persoalan itu harus dibahas tanpa harus merusak kesepakatan nuklir, kata Maas.
Sebelumnya pada Senin, Pompeo mengancam akan memberlakukan "sejumlah sanksi paling berat" terhadap Iran jika Teheran tidak mengurangi aktivitas mereka di kawasan. Pompeo menuding Teheran telah mempersenjatai kelompok-kelompok di Suriah, Lebanon, dan Yaman.
Pejabat tinggi kementerian luar negeri yang menandatangani perjanjian nuklir dengan Iran pada 2015 lalu -- yang terdiri dari Inggris, China, Prancis, Jerman, dan Rusia -- akan bertemu dengan perwakilan Iran pada Jumat di Wina.
Pertemuan itu akan membahas apa yang bisa dilakukan agar kesepakatan nuklir tetap bisa berjalan dan bagaimana mengakali sanksi Amerika Serikat yang berpotensi membuat lesu ekonomi Iran.
Maas mengaku dirinya memperkirakan pertemuan itu akan berjalan "sulit", tanpa menjelaskan lebih jauh.
Menurut dia, para pemimpin Eropa tengah mengkhawatirkan masa depan hubungan trans-atlantik dengan Amerika Serikat.
Baca juga: Merkel: kesepakatan nuklir Iran tidak sempurna tapi lebih baik
Baca juga: Berbekal statuta ini Uni Eropa melawan sanksi AS ke Iran
Baca juga: Rakyat Iran ingin tonjok mulut Menlu Amerika
Pewarta: -
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018