Dili (ANTARA News) - Pasukan keamanan Timor Leste menembakkan gas airmata dan peluru karet setelah 13 orang luka akibat bentrok di antara kelompok yang saling bersaing, dan pemuda menutup jalan di ibukota itu dengan membakar ban, kata pejabat, Senin.
Empat orang dalam keadaan gawat dan memerlukan pembedahan setelah kekerasan Minggu itu, kata pejabat di rumah sakit negara Dili, seperti dilaporkan Reuters.
Kekerasan kelompok biasa terjadi di Timor Leste, negara muda dan miskin berpenduduk satu juta orang tersebut.
Monica Rodriguez, wanita jurubicara polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Leste, menyatakan polisi didukung tentara asing menembakkan gas airmata dan peluru karet untuk membubarkan kerumunan itu.
"Mereka membakar ban karet dan menaruh batu serta kayu di jalan utama beberapa daerah," kata Rodriguez.
Tentara asing pimpinan Australia dan polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa dikirim ke Timor Leste sesudah gelombang kekerasan tahun lalu, yang menewaskan 37 orang dan 150.000 terusir dari rumah mereka.
Mayor Ivan Benitez, jurubicara Pasukan Pemantapan Antarbangsa, mengatakan kepada wartawan bahwa petugas menyelidiki ledakan di gugus utama tentara Australia lapangan helikopter Dili pada Minggu malam.
Ledakan tersebut membakar satu gedung di sana.
Presiden Jose Ramos-Horta menyeru ketenangan.
"Saya minta rakyat tidak melebih-lebihkan keadaan, karena kejadian tadi malam sudah ditanggapi polisi dengan cepat dan atas dasar keteranga, tak seorang pun cedera atau tewas," katanya.
Kekerasan itu terjadi saat partai bersaing di Timor Leste merundingkan susunan pemerintah baru sesudah pemilihan umum parlemen 30 Juni.
"Belum ada kesepakatan tentang siapa menjadi perdana menteri dan partai mana memimpin pemerintah," kata Ramos-Horta kepada wartawan.
Tak ada partai mendapatkan lebih dari setengah dari jumlah suara dalam pemilihan anggota parlemen tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2007