Jakarta (ANTARA News) - Ekspor timah batangan 2007 diperkirakan masih akan menyamai volume tahun lalu yang sebesar 118.555 ton atau senilai total 913.358.248 dolar AS meski dari 14 pemilik status Eksortir Terdaftar Timah batangan (ET-Timah) baru lima perusahaan yang melakukan ekspor. "Kita harapkan tahun ini bisa meningkat tetapi mungkin sekitar itulah... (volume ekspor 2006)," kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perdagangan, Diah Maulida di Jakarta, Senin. Meskipun demikian, Diah mengaku optimistis bahwa secara nilai ekspor timah batangan pasti mengalami peningkatan karena harganya masih tinggi yaitu sekitar 15.000 dolar AS per ton. Kenaikan harga timah batangan tersebut terjadi karena kualitas yang diekspor minimal mencapai 99,85 persen. Sebelum aturan ekspor timah batangan berlaku pada 23 Februari 2007, harga timah batangan masih di bawah 9.000 dolar AS per ton. Diah mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan survei kepemilikan Kuasa Pertambangan (KP) yang menjadi dasar kepemilikan status ET Timah untuk menelusuri kegiatan ekspor komoditas unggulan tersebut. Ekspor timah batangan sejak 23 Februari 2007 hingga 31 Juni 2007 mencapai 31.432,23 ton atau senilai 427.761.577,93 dolar AS. Ekspor timah batangan selama Juni mencapai total 10.684,07 ton dengan nilai 145.200.378,15 dolar AS sedangkan selama Mei 2007, ekspor timah batangan Indonesia hanya sebesar 9.961,45 ton. Dari total 14 perusahaan yang telah mendapat persetujuan menjadi Eksportir Terdaftar Timah (ET-Timah) baru lima perusahaan yang melakukan ekspor. Ekspor terbesar selama Juni 2007 dilakukan oleh PT Tambang Timah yaitu sekitar 6.610 ton sedangkan terkecil oleh PT Kobatin yaitu sekitar 430 ton. Tiga perusahaan lainnya masing-masing sekitar 1.200-1.200 ton. Pada 2005 nilai ekspor timah batangan mencapai 903,8 juta dolar AS. Angka tersebut lebih tinggi dibanding pencapaian per Januari-Agustus 2006 yang sebesar 613,2 juta dolar AS. Selama 2005, ekspor timah batangan yang belum diproses (unalloyed) mencapai 850 juta dolar AS dan diekspor ke Singapura, Thailand, dan Malaysia. Sisanya, 53,8 juta dolar AS merupakan timah batangan yang sudah diproses (alloyed) dan diekspor ke Cina, Jepang dan Singapura.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007