Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi memperkirakan kebutuhan uang tunai selama periode Ramadhan dan Idul Fitri 2018 mencapai Rp188,2 triliun secara nasional.
Ditemui di lapangan parkir kawasan IRTI (Ikatan Restoran dan Taman Indonesia) Monas, Jakarta, Rabu, ia menjelaskan perkiraan kebutuhan uang tunai (outflow) di 2018 itu meningkat 15,3 persen dibandingkan periode 2017 (Rp163,2 triliun).
"Periode Ramadhan dan Idul Fitri memang selalu diiringi dengan peningkatan kebutuhan uang tunai di masyarakat," kata Rosmaya.
Bank Indonesia juga mencatat bahwa dari kebutuhan uang tunai Rp188,2 triliun, sekitar 22,8 persen ditarik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Sementara di Jawa non-Jabodetabek mencapai 38,4 persen, Sumatera 19,9 persen, dan kawasan lainnya 18,9 persen.
Baca juga: Penukaran uang receh capai Rp125,2 triliun
Rosmaya menyebutkan bahwa BI berkomitmen untuk mendistribusikan uang tunai ke seluruh Indonesia untuk memenuhi total kebutuhan tersebut melalui 46 kantor perwakilan yang secara serentak melakukan aktivitas pelayanan penukaran uang kepada masyarakat.
Selain itu, BI juga melakukan kegiatan distribusi seperti kas titipan dan kas keliling. Di seluruh Indonesia terdapat 1.000 titik atau lokasi yang melayani kegiatan distribusi tersebut.
"BI juga distribusi uang ke tempat 3T (terluar, terdepan, terpencil), bahkan hingga mencapai pelosok kecamatan," kata dia.
Rosmaya juga mengimbau kepada pihak perbankan supaya memastikan kondisi ATM dan pelayanan kepada masyarakat selama libur Lebaran tidak berkurang.
BI akan terus berkoordinasi dengan peserta sistem pembayaran guna memastikan optimalnya kegiatan sistem pembayaran.
Dengan langkah-langkah antisipatif yang dilakukan, BI berharap kegiatan ekonomi masyarakat pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2018 dapat berjalan dengan lancar, aman dan nyaman.
Baca juga: Penukaran uang di Monas hingga 25 Mei
Pewarta: Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018