Jakarta (ANTARA News) - Menelaah perjalanan 20 tahun setelah reformasi, Wakil Ketua MPR RI Mahyudin melihat banyak hal yang positif yang telah dicapai negeri ini, diantaranya adalah kebebasan pers dan kebebasan berpendapat.
Tapi, sayangnya, dalam beberapa kasus, kebebasan ini sering disalahgunakan untuk hal yang tidak baik, misalnya menyebarkan kabar bohong.
"Euforia demokrasi yang demikian ramai masih disalahgunakan, dengan begitu mudahnya orang menebar fitnah, hoax, dan sebagainya. Itu catatan 20 tahun reformasi," kata Mahyudin saat berbicara di STIE Muhammadiyah Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, dalam keterangan pers yang diterima ANTARA News.
Meski demikian, Mahyudin mengharapkan reformasi yang telah membawa kemajuan dapat membawa bangsa ini menjadi lebih baik.
Berkaitan dengan wacana reformasi jilid II, Mahyudin menolak ide tersebut karena berpendapat tidak mendesak dan khawatir akan memecah belah bangsa.
"Tidak usahlah macam-macam. Tidak ada agenda yang mendesak untuk itu. Ide itu dikait-kaitkan dengan agenda Pilpres. Mari kita jaga ketenangan dan situasi yang kondusif, jangan sampai ada ide-ide seperti itu yang akan memecahbelah bangsa. Saya kira (reformasi jilid II) tidak perlu dibicarakan," kata dia.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018