Baghdad (ANTARA News)- AS, Senin mengatakan pihaknya akan melakukan perundingan langsung dengan Iran pekan ini untuk membicarakan krisis di Irak sementara anggota-anggota parlemen negara itu tetap berbeda pendapat mengenai hasil pertemuan tingkat pejabat tinggi itu.
"Ya, saya dapat mengkonfirmasikan bahwa Dubes (Ryan) Crocker akan ikut serta dalam perundingan tiga negara itu termasuk sejawat Irannya dan tuan rumah kementerian luar negeri," kata jurubicara missi AS di Baghdad Philip Reeker kepada AFP.
Menlu Irak Hoshyar Zebari Minggu mengatakan para utusan AS dan Iran menurut rencana akan bertemu di Baghdad, Selasa, untuk perundingan putaran kedua mengenai situasi keamanan di Irak.
AS dan Iran sebelumnya bertemu di Baghdad 28 Mei untuk pertemuan resmi tingkat pejabat paling tinggi pertama dalam 27 tahun.
Washington memutuskan hubungan dengan Teheran tahun 1980 setelah kelompok revolusioner Islam menduduki kedubes AS di Teheran dan menahan para diplomatnya selama 444 hari.
Pertemuan 28 Mei antara Crocker dan dubes Iran Hassan JKazemi Qomi tidak mencapai terobosan penting dan tetap terbatas pada situasi keamanan di Irak.
Kedua pihak berpegang teguh pada sikap-sikap masing-masing, dengan Teheran menyerukan pasukan AS ditarik dari Irak dan Washington menuduh Iran menghasut pemberontakan yang mengganggu Irak.
Reeker mengatakan pertemuan Selasa nanti juga terbatas "tentang Irak."
Kedua negara itu tetap bercekcok menyangkut sejumlah masalah termasuk program nuklir Iran, yang AS tuduh bertujuan untuk memproduksi senjata-senjata nuklir, satu tuduhan yang dibantah keras oleh Teheran.
Pasukan AS sering menuduh Iran mempersenjatai dan melatih milisi Irak. Tuduhan-tuduhan itu juga dibantah oleh Teheran.
Hubungan semakin panas dengan penahanan di Irak oleh pasukan AS paling tidak lima pejabat Iran yang menurut Teheran adalah para diplomat, tapi Washington mengatakan mereka adalah anggota Pengawal Revolusi Iran.
Ketegangan juga terjadi akibat penahanan tiga warga AS keturunan Iran oleh Teheran atas tuduhan melakukan kegiatan mata-mata dan mengganggu keamanan nasional dengan mengkaitkan mereka punya hubungan dengan usaha-usaha AS untuk menggulingkan otoritas-otoritas ulama.
Dan pada hari Minggu militer AS melancarkan tuduhan-tuduhan baru terhadap Teheran dengan mengatakan para agen Iran terus menyelundupkan bom-bom yang bisa menembus kendaraan lapis baja (EFPs) ke kelompok garis keras Irak.
Sejak Mei 2004, ketika EFPs digunakan di medan tempur Irak lebih dari 200 tentara AS tewas akibat bom-bom ini.
Teheran membantah berada di belakang penyelundupan senjata itu, tapi jurubicara militer AS Laksamana Muda Mark Fox menegaskan bahwa senjata-senjata yang disita pasukan Irak dan AS jelas buatan Iran.
"Tidak banyak yang bisa diharapkan dari pertemuan AS-Iran," kata anggota parlemen Mahmud Othman, seorang warga Kurdi. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007