Hanoi (ANTARA News) - Tampil sebagai sosok yang tidak pernah puas atas penampilan anak asuhannya, pelatih tim nasional sepakbola Jepang, Ivica Osim, meminta kepada tim Jepang tampil lebih ngotot ketika menghadapi musuh bebuyutan Arab Saudi dalam semi-final Piala Asia 2007. Osim juga menuntut kepada pasukan Jepang untuk segera melupakan kemenangan ketika melawan Australia di babak perempatfinal Piala Asia 2007. Pertandingan semi-final akan diadakan pada Rabu (25/7) di Hanoi, Vietnam. "Anda harus bermain lebih baik lagi ketimbang ketika berhadapan dengan Australia. Bersemangatlah, karena turnamen belum selesai," katanya. "Playmaker" Jepang, Shunsuke Nakamura, menanggapi dan setuju dengan ajakan Osim. "Kemenangan melawan Australia belum merebut medali kemenangan. Kami masih harus bertanding dua kali lagi. Satu pertandingan mungkin membutuhkan ekstra kerja keras dan semangat," katanya. "Osim terus menyemangati kami," kata bek tengah Yuji Nakazawa, yang mampu mengawal striker Australia Mark Viduka. Pemain Jepang itu juga menjadi penentu kemenangan Jepang dalam adu penalti yang berakhir 4-3 setelah sebelumnya kedua tim bermain imbang 1-1 disusul perpanjangan waktu. "Striker" Naohiro Takahara yang mencetak gol balasan saat melawan Australia menyatakan, Jepang sebagai juara bertahan Piala Asia menyadari tugas yang diemban relatif berat. "Tidak ada satu pun pemain dalam tim kami yang menyangka bahwa kami mampu mengalahkan Australia," kata Takahara yang juga bermain di klub Frankfurt. "Kami Kami datang ke sini bukan untuk mengalahkah Australia. Kami memiliki tujuan yang berbeda." Arab Saudi yang mengalahkan Uzbekistan 2-1 dalam perempat-final pada Minggu, telah mengantongi juara sebanyak tiga kali pada 1984, 1988, dan 1996, meski kalah dari Jepang dalam final pada 1992 dan 2000. Kedua tim sama-sama berambisi mencapai gelar keempat kali dalam Piala Asia. Osim yang telah berusia 66 tahun, selalu tampil sebagai sosok yang tidak pernah puas, menurut pengakuan para pemain dan staf. "Ia (Osim) memarahi saya," kata pemain depan Kisho Yanno yang masuk ke lapangan lima menit menjelang perpanjangan waktu. "Ia mencaci maki saya karena gagal mencetak gol ketika lawan tampak sudah tidak lagi memiliki ruang gerak permainan," katanya. Nakamura, pemain yang cemerlang dalam Piala Asia 2004, mengatakan tim Jepang harusnya lebih berani mencoba melakukan tembakan dari jarak jauh untuk memecah pertahanan lawan. "Kami harus mencoba untuk melakukan tendangan dari jarak jauh," kata gelandang berusia 29 tahun itu. Ia tergolong sebagai pemain yang handal dalam mengeksekusi bola-bola mati. Ia membuktikannya ketika membela klub Celtic dalam pertandingan Liga Utama Skotlandia pada musim kompetisi lalu. "Kami akan mengirim umpan panjang untuk memecah pertahanan lawan selain mencoba melakukan tembakan langsung dari jarak jauh. Kami akan menggunakan imajinasi," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007