"Sampai Selasa dini ini kami masih berjaga, ronda malam, ada 25 orang saat ini yang ronda," kata Sibang, pemuka warga Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Selasa dini hari.
Menjelang pukul 02.00 WIB, di Dusun Gemer, yang berada sekitar tujuh kilometer dari puncak Merapi, warga yang sedang ronda malam di jalan dusun setempat mendengar suara gemuruh dan melihat semburan material dari puncak gunung api tersebut. Puncak Gunung Merapi terlihat dari dusun itu meski tertutup kabut tipis.
Koordinator Organisasi Pengurangan Risiko Bencana Desa Srumbung Ahmad Muslim telah mendapat informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang bahwa pada Selasa pukul 01.47 WIB terjadi erupsi susulan Gunung Merapi dengan tinggi kolom asap 3.500 meter condong ke barat dan berdurasi tiga menit.
Desa Srumbung salah satu desa di kawasan barat puncak Gunung Merapi. "Kami telah mendapat informasi dan telah diteruskan kepada warga kami di sini," katanya.
Warga dan perangkat Desa Srumbung juga mengaktifkan ronda malam setelah status Gunung Merapi naik menjadi waspada.
Gunung Merapi, yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluarkan letusan freatik pada Jumat (11/5) pagi, dan letusan serupa terjadi tiga kali pada Senin (21/5) sejak dini hingga sore hari.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi dari level normal menjadi waspada mulai Senin (21/5) pukul 23.00 WIB
Status aktivitas vulkanik gunung berapi dari level terendah (Level I) hingga teratas (Level IV) secara berturut-turut meliputi normal, waspada, siaga, dan awas.
Pada Oktober 2010, Gunung Merapi meletus, memuntahkan lahar dingin yang masuk ke sungai-sungai dan menerjang desa-desa sekitarnya hingga beberapa bulan. Akibat letusan itu, sekitar 200 orang meninggal dunia dan 400.000 warga di sekitarnya harus mengungsi.
Baca juga: Gunung Merapi kembali erupsi freatik Selasa dini hari
Pewarta: Maximianus Hari Atmoko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018