Kuala Lumpur (ANTARA News) - Mengukir sejarah dalam laga Piala Asia, inilah yang dicita-citakan oleh tim Korea Selatan asuhan pelatih Pim Verbeek, meski para "Ksatria Taeguk" kini sedang mengalami kelelahan setelah mengalahkan Iran lewat adu penalti. Ketika meladeni pasukan Iran, anak asuhan Verbeek bermain selama kurang lebih dua jam sebelum meraih kemenangan. Ikut Piala Asia sejak 1960, Korsel mencatat sejarah baru dengan melejit ke semi-final berhadapan dengan Irak pada Rabu (25/7). Tugas utama bagi pelatih asal Belanda itu memulihkan mental dan fisik para pemain menjelang laga semi-final nanti. "Saya khawatir karena kami hanya memiliki satu hari untuk memulihkan kondisi, setelah melewati pertandingan selama 120 menit melawan Iran," kata Verbeek kepada AFP. "Kami hanya memiliki dua hari untuk memulihkan secara fisik dan mental para pemain. Hampir tidak ada waktu untuk melakukan sesi latihan." "Kami pernah bertemu dengan Irak meski hanya pertandingan persahabatan. Kami mampu mencetak tiga gol ketika melawan mereka. Namun itulah sejarah dan sekarang tentu ada tantangan yang baru." Verbeek yang pernah menjadi asisten pelatih Guus Hiddink ketika Korsel berlaga di Piala Dunia empat tahun lalu, meminta kepada para pemainnya untuk tidak melihat terlalu jauh dalam Piala Asia 2007. "Para pemain telah berjuang semaksimal mungkin. Kami telah mencapai semi-final meski capaian ini belum berarti apa-apa. Kami harus sampai meraih final dan menjadi juara Asia." Korsel mengubur mimpi Iran dengan memenangi pertandingan 4-2 lewat adu penalti dalam pertandingan yang diadakan pada Minggu. Verbeek bahkan memuji ketangguhan mental dan kekuatan fisik para pemainnya seperti ditunjukkan ketika berhadapan dengan Iran lewat pertandingan yang menyedot tenaga. "Saya sangat bangga dengan tim ini. Kami ekstra keras keras untuk menampilkan tim yang kuat ketika harus bertandingan selama 120 menit," katanya. "Saya mengetahui benar tim Korea ketika mereka berlaga di Piala Dunia. Mereka memiliki Vitalitas dan semangat bertanding yang tinggi." "Inilah yang menjadi salah satu keunggulan sepakbola Korea Selatan. Ini pulalah yang menjadi alasan saya bersedia melatih tim Korsel, utamanya para pemain mudanya." "Tim Korsel memiliki lini pertahanan yang kokoh, sehingga kami mampu melaku ke semi-final." Pahlawan tim Korsel salah satunya yakni penjaga gawang 34 tahun, Lee Woon-jae yang mampu menepis tendangan dari Mehdi Mahdavikia dan Rassoul Khatibi. "Saya harus segena bersiap melawan Irak," kata Lee, yang juga berperan dalam laga Piala Dunia 2002. "Seluruh pemain telah bersiap menuju Jakarta untuk memenangi Piala Asia, untuk itu kami harus siap menghadapi Irak." (*)
Copyright © ANTARA 2007