"Indonesia perlu Reformasi Putih yang damai yang didasari semangat kebersamaan dan melibatkan seluruh elemen bangsa. Jangan ada anak bangsa yang ditinggalkan, apalagi dilupakan," kata Abraham Samad melalui siaran pers yang diterima Antara, Senin.
Menurut dia, Reformasi Putih adalah gerakan damai yang melibatkan seluruh elemen bangsa untuk melakukan perubahan secara menyeluruh dengan dijiwai semangat persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera.
Gerakan ini diusungnya karena Ketua KPK periode 2011-2015 itu merasa prihatin melihat 20 tahun perjalanan reformasi di Indonesia yang dinilainya belum terbebas dari persoalan korupsi, kolusi dan nepotisme.
"Padahal, tujuan utama reformasi 1998 adalah menghancurkan praktek KKN," katanya.
Abraham menilai masih maraknya praktek KKN karena bangsa ini tidak fokus pada tujuan utama reformasi.
"Kita seolah sibuk melakukan perubahan. Tapi kita tidak tahu perubahan itu untuk siapa dan menjawab kebutuhan apa," katanya.
Menurut Abraham, reformasi birokrasi yang saat ini sedang digalakkan hanya dimaknai sebagai remunerasi atau kenaikan gaji tanpa perubahan yang berarti.?
"Akhirnya, rakyatlah yang dikorbankan. Kualitas pelayanan publik rendah, pembangunan tidak merata. Di sisi lain ego sektoral semakin tinggi dan menghambat perubahan itu sendiri," kata Abraham.
Padahal seharusnya kepentingan apa pun, termasuk kepentingan pribadi dan golongan tidak boleh mengalahkan kepentingan bangsa.
"Jika ada kepentingan lain di luar kepentingan bangsa dan negara, maka akan menimbulkan konflik kepentingan," ujar Abraham.?
Karena itulah, pegiat antikorupsi ini melontarkan gagasan untuk kembali digelorakannya reformasi.
Pokok-pokok pikiran Abraham Samad mengenai gerakan Reformasi Putih ini ia kemukakan saat menjadi pembicara seminar bertajuk Spirit of Indonesia di tiga kampus di Manado yakni Universitas Negeri Manado, Universitas Sam Ratulangi dan Politeknik Negeri Manado pada 21-22 Mei 2018.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018