Pekanbaru (ANTARA News) - Rumah Sakit Bhayangkara masih merawat AKBP Farid Abdullah yang merupakan salah satu korban teror sekelompok orang bersenjata tajam di Markas Kepolisian Daerah Riau medio pekan lalu.
Kepala Bidang Dokter dan Kesehatan Kepolisian Daerah Riau, Kombes Pol Asmara Hadi di Pekanbaru, Senin, mengatakan AKBP Farid masih perlu menjalani perawatan guna memulihkan luka tebas senjata tajam pada bagian leher belakang korban.
"AKBP Farid masih menjalani perawatan akibat luka bacok. Namun kondisinya terus membaik," katanya.
Farid yang merupakan anggota Bidang Hukum Polda Riau sebelumnya memperoleh kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian pasca insiden tersebut.
Pria yang sebelumnya menjabat Kompol resmi menyandang AKBP setelah Tito memberikan langsung kenaikan pangkat kepada Farid di RS Bhayangkara pada 17 Mei 2018 lalu.
Kenaikan pangkat serupa disematkan kepada Aipda John Hendrik, yang sebelumnya menyadang pangkat Brigadir Kepala dan mengalami luka bacok pada bagian tangan.
Namun, Asmara mengatakan Aipda John Hendrik yang merupakan anggota Propam Polda Riau tersebut telah diperbolehkan pulang dari perawatan hari ini.
"Aipda John sudah boleh pulang hari ini," ujarnya.
Begitu juga dengan dua wartawan TV One atas nama Riyan Rahman (23) dan Rahmadi Dwi (24) wartawan MNC TV yang mengalami luka juga diperbolehkan pulang.
Sebelumnya pada Rabu (16/5) pekan lalu sekelompok orang bersenjata tajam berupaya menyerang Mapolda Riau. Aksi itu diawali dari para pelaku teror yang berusaha menerobos masuk halaman Mapolda Riau dengan menggunakan mobil jenis Avanza.
Namun, aksi tersebut berhasil digagalkan dengan empat terduga teroris mati ditembak ditempat. Dalam aksi itu dua personel polisi di atas diketahui mengalami luka bacok dan seorang perwira menengah polisi meninggal dunia, Iptu Luar Biasa Anumerta Auzar.
Selain itu, dua wartawan yang sedang melakukan tugas jurnalistik juga menjadi korban kebrutalan para pelaku teror. Beruntung kedua jurnalis tersebut berhasil menyelamatkan diri.
Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018