Naik Dango adalah sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Dayak kepada Tuhan ..."

Pontianak (ANTARA News) - Masyarakat Kota Singkawang segera menggelar Gawai Dayak Naik Dango, upacara adat mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa (Jubata), yang akan di pusatkan di Rumah Adat Dayak, Jalan Baru Norio, Kelurahan Sijangkung, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, pada 23 hingga 26 Mei 2018.

"Naik Dango adalah sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Dayak kepada Tuhan, dimana selama satu tahun telah diberikan berkah dan kelimpahan atas panen padi di sawah atau ladang," kata Ketua Panitia Gawai Dayak Naik Dango Singkawang, Ahyadi, dalam jumpa pers di Kota Singkawang, Senin.

Ungkapan rasa syukur itu, menurut dia, dilakukanlah oleh masyarakat Dayak dengan menggelar pesta adat yang dinamakan Naik Dango atau menaikkan padi ke dalam lumbung (dango).

"Dalam ritual itu sendiri, masyarakat Dayak yang telah panen, padinya akan di kumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam lumbung atau di Dango," ujarnya.

Kegiatan ritual sekaligus kebudayaan adat Dayak itu, menurut dia, harus tetap dilestarikan karena ini bermakna sakral mengucapkan rasa syukur, berterima kasih kepada Sang Pencipta Alam Semesta.

Adapun rangkaian kegiatan yang sudah direncanakan, dikemukakannya, pada hari pertama dilaksanakan upacara adat dilanjutkan dengan lomba melukis perisai dan lomba lagu solo khas Dayak bagi kalangan remaja dan dewasa.

"Untuk hari kedua, diisi dengan lomba pangkak gasing, mentas/ngatapel, lomba masak tradisional Dayak, lomba lagu solo Dayak anak-anak dan pemilihan bujang dan dara gawai," jelasnya.

Pada hari ketiga, lanjutnya, diisi dengan lomba sumpit dan hiburan Jonggan.

"Dan, hari keempat diisi dengan ritual adat Dayak Naik Dango dan acara seremonial," tuturnya.

Dalam kegiatan ini, panitia juga akan mengundang Presiden Majelis Adat Dayak Nasional yang juga mantan Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat.

Ahyadi menambahkan, untuk jumlah peserta mentas/ngatapel sementara ini sudah ada sekitar 20 orang, sedangkan untuk lomba lagu Dayak sudah berjumlah 48 peserta dengan kategori anak-anak 9 peserta, remaja putra 5 pesert, dan remaja putri 14 peserta.

"Sedangkan, untuk kategori putra dewasa ada 10 peserta dan putri dewasa 10 peserta," katanya.

Untuk lomba busana bujang dan dara Dayak, dikemukakannya, saat ini jumlah peserta sudah ada 22 peserta terdiri dari putra 8 orang dan putri 14 orang.

Ia mengemukakan pula lomba masak tradisional saat ini jumlah peserta sudah ada 8 kelompok peserta. Kemudian, untuk lomba sumpit saat ini jumlah peserta sudah ada 20 peserta, pangkak gasing 20 peserta dan lomba pelukis perisai 16 peserta.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Dewan Adat Dayak (DAD) Singkawang, Herkulanus mengatakan, Gawai Dayak Naik Dango yang akan digelar merupakan tahun ke-15 sejak dilakukannya pemekaran antara Pemkab Bengkayang dan Pemerintah Kota Singkawang.

Digelarnya kegiatan ini bertujuan untuk menggali, melestarikan serta mendayagunakan budaya yang ada dalam etnis dayak.

Dimana pada tahun-tahun lalu, kegiatan ini hanya difokuskan kepada acara ritualnya saja, namun sekarang sudah dipoles sesuai dengan kebutuhan saat ini.

"Kalau dulukan tidak ada lomba-lomba hanya dituangkan dalam bentuk ritualnya saja. Sekarang kita coba bagaimana yang tadinya tradisonal ini mampu menyuguhkan sesuatu yang bisa punya nilai tambah yang bukan hanya untuk masyarakat Dayak, tapi juga untuk masyarakat pada umumnya," katanya menambahkan.

Baca juga: "Ngampar Bide" dalam Tradisi Gawai Dayak

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018