Dia juga berharap peringatan Hari Kebangkitan Nasional sekaligus menjadi kekuatan agar Bangsa Indonesia mampu bersaing, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan negara-negara lain di dunia.
Menurut Muhaimin, sudah banyak keberhasilan yang dicapai bangsa Indonesia selama era reformasi. Tetapi, masih banyak juga kekurangan yang harus segera di benahi. Salah satunya adalah persoalan kesenjangan yang masih terus memprihatinkan.
"Semangat Hari Kebangkitan Nasional harus mampu membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, tidak tertinggal oleh bangsa-bangsa lain," kata Muhaimin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Sementara itu, saat menyampaikan kuliah umum, Muhaimin mengingatkan ada berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam rangka mempertahankan NKRI.
Tantangan tersebut antara lain munculnya aliran-aliran baru yang ada di tengah masyarakat. Serta, timbulnya kesenjangan yang makin lebar. Bahkan, kalau kesenjangan tersebut tidak segera diatasi, potensi terjadinya perpecahan bangsa, semakin besar.
Pada saat berlangsung reformasi, kata Muhaimin berbagai pengamat luar negeri meramalkan bahwa bangsa Indonesia akan terpecah menjadi negara-negara kecil seperti yang menimpa Yugoslavia. Alasannya, karena Indonesia terdiri dari berbagai keragaman. Ramalan itu tidak benar, dan hanya Timor Timur yang terpisah dari ibu pertiwi.
"Waktu itu kita berhasil menutup ekspansi masuknya nilai-nilai asing dari luar, dan mampu mengikat persatuan, sehingga kita terhindar dari perpecahan yang lebih besar," ujar Muhaimin.
"Tetapi keberhasilan itu harus segera diimbangi dengan pemerataan kesejahteraan yang lebih nyata bagi seluruh warga Indonesia, agar NKRI ini tertap terjaga," tambah dia.
Baca juga: Menkominfo Rudiantara bicara bonus demografi
Baca juga: Kominfo: momentum Harkitnas manfaatkan teknologi era digital
Baca juga: Zulkifli Hasan: Hari Kebangkitan Nasional kuatkan persatuan
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018