"Setelah ada reformasi/revolusi selama 20 tahun ini sudah saatnya kita ganti nama menjadi era transformasi 30 tahun kedepan menuju Indonesia Emas," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Putu Supadma Rudana dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.
Dalam diskusi survei Indo Barometer bertajuk "Evaluasi 20 Tahun Reformasi" di Jakarta pada Minggu (20/5), Putu mengenakan kaos berwarna hitam bertuliskan #2019pemimpinmuda.
Menurut Putu tagar tersebut merupakan cerminan transformasi negara kita di 2019 dan dirinya menyebut 2019 sebagai tahun dimulainya era transformasi, indonesia tinggal landas.
"Marilah sama-sama kita menuju ke Indonesia Emas dengan pilar utamanya pembangunan bidang ekonomi, suprastruktur, dan terlebih khusus bidang kepariwisataan dan ekonomi kreatif," ujarnya.
Baca juga: Kogasma: AHY-Sandiaga bertemu jajaki peluang koalisi
Baca juga: Survei: AHY tertinggi apabila Prabowo batal maju
Putu yang juga anggota Komisi X DPR RI itu menjelaskan bahwa momentum 2019 adalah momentumnya generasi milenial, pemimpin muda karena sekitar 52 persen generasi milenial akan menjadi pemilih.
Dia menilai pemimpin terbaik kedepan harus muda, mengerti konsep membangun bangsa salah satunya adalah konsep kepariwisatan yang baik sebagai sumber devisa negara terbesar.
"Selain itu pemimpin kedepan harus memahami sektor ekonomi kreatif yang potensinya sangat besar dengan menghargai kearifan lokal tanpa terfokus kepada penjualan komoditi," katanya.
Dia menjelaskan kepemimpinan dunia sudah beralih dari generasi terdahulu ke generasi milenilal, misalnya Emmanuel Macron menjadi Presiden Perancis saat usia 39 tahun, Sebastian Kurz menjadi PM Austria di usia 31 tahun.
Putu mengajak masyarakat memulai tahun bagi generasi muda di 2019 yang memiliki kecakapan, kerja keras, integritas, kapasitas, intelektualitas, memahami kondisi negara dan kondisi geopolitik regional maupun international.
Baca juga: Survei: Airlangga, Moeldoko, Zainul Majdi raih indeks kelayakan Cawapres Jokowi tertinggi
Baca juga: Cak Imin minta restu Surya Paloh
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018