Palu (ANTARA News) - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palu memeriksa dan menguji 50 sampel makanan dan minuman berbuka puasa atau takjil yang diambil dari sejumlah lokasi penjualan takjil di ibu kota Provinsi Sulteng itu.
"Sampai sore kemarin (Jumat) telah diuji 50 sampel yaitu 30 sampel dari pasar ramadhan di halaman Kantor Dispora Kota Palu dan 20 sampel dari tenda atau warung yang menjajakan takjil di Kelurahan Lere serta di sekitar jembatan 4 Palu," kata Kepala BPOM di Palu Safriansyah yang dihubungi di Palu, Sabtu.
Semua sampel yang diperiksa, kata Safriansyah, langsung diuji di lokasi penjualan takjil apakah mengandung bahan-bahan berbahaya yang sering disalahgunakan pada makanan seperti formalin, borax, pewarna tekstil rhodamin B, kuning metanil dan auramin.
"Semua sampel langsung diuji di lokasi karena kami membawa mobil laboratorium keliling. Setelah diuji, ternyata semua sampel negatif dari bahan berbahaya," lanjut dia.
Meski demikian ia mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan teliti saat membeli takjil di lokasi manapun.
Masyarakat hendaknya teliti membeli takjil dengan cara memilih tempat penjualan takjil yang higienis dan takjil yang dijual harus tertutup dan terkemas dengan baik.
"Hindari takjil yang berwarna terang sebagai ciri-ciri pewarna tekstil pada umumnya. Cek fisik dan aroma pada pangan yang dijual, misalnya tidak berlendir dan berbau busuk," katanya berpesan.
Pemeriksaan takjil, sambung Safriansyah, merupakan bagian dari intensifikasi pengawasan pangan yang dilakukan selama bulan Ramadan oleh BPOM.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018