"Sekarang kami mulai memperketat penjagaan di pintu keluar masuk ke kesatrian. Jangan sampai nanti kita kebobolan. Di tempat-tempat strategis lainnya seperti di Bandara Mozes Kilangin Timika juga mulai ada perketatan pemeriksaan terhadap para penumpang yang hendak berangkat maupun penumpang yang baru tiba," kata Windarto di Timika, Sabtu.
Belum lama ini, Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menangkap dua orang warga Limau Asri-SP5 Timika yang diduga merupakan anggota jaringan Jamaah Anshar Daulah (JAD).
Cecep yang pernah menempuh pendidikan di SMK Negeri 1 Kuala Kencana Mimika dan pernah bekerja sebagai tenaga honorer di RSUD Mimika itu langsung dibawa ke Jakarta oleh aparat Densus 88 Mabes Polri untuk menjalani pemeriksaan terkait keterlibatannya dalam jaringan teroris yang kini paling diburu oleh Polri.
Dandim Mimika menegaskan hingga kini aparat kepolisian masih terus menyelidiki jaringan JAD di wilayah Timika dan sekitarnya.
"Kami mendapat informasi dari rekan-rekan kepolisian bahwa masih ada jaringan di Timika yang terus dikejar dan diselidiki. Mudah-mudahan ini bisa terungkap sampai tuntas," harap Windarto.
Menurut dia, keterlibatan TNI dalam mengungkap jaringan teroris di Timika sebatas memberikan laporan kepada kepolisian jika mengetahui ada hal-hal yang mencurigakan.
Namun demikian, Dandim Mimika sepakat bahwa pemberantasan terorisme harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh elemen masyarakat guna menghindari konflik horizontal antarkelompok masyarakat.
"Awal mula terorisme itu dari paham radikalisme yang berkembang di kalangan umat atau masyarakat. Ini yang harus kita cegah agar tidak terjadi benturan dengan kelompok masyarakat yang lain," ujar Windarto.
Tersangka kasus teroris di SP5 Timika, Cecep bersama adiknya bernama Putra ditangkap aparat Densus 88 Mabes Polri pada Sabtu (5/5).
Sebelum ditangkap aparat, yang bersangkutan diketahui sempat mengajak seorang warga SP5 Timika untuk ikut membantunya merakit bom atau bahan peledak.
"Sempat ada warga yang diajak oleh yang bersangkutan untuk merakit bom, tapi warga tersebut tidak berani," kata Junaidi, seorang mubalig muda di kawasan SP5 Timika.
Cecep dilaporkan sempat menghilang selama beberapa bulan ke Jawa. Setelah kembali ke Timika, penampilan Cecep berubah drastis lantaran tidak lagi bersosialisasi dengan warga lainnya dan sehari-hari.
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018