Yang ingin saya garisbawahi adalah betapa kejam dan kejinya ideologi terorisme..."
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyinggung kejamnya aksi terorisme saat acara buka puasa bersama dengan Pimpinan Lembaga Negara, para Menteri Kabinet Kerja, tokoh Islam, pengurus KADIN, HIPMI, APINDO di Istana Negara Jakarta, Jumat.
"Saya ingin bercerita sedikit yang berkaitan dengan terorisme, baik di Mako Brimob, Surabaya, Sidoarjo, dan Riau.
Saya mau bercerita, peristiwa kemarin tanpa kita sadari telah membawa anak-anak dalam peristiwa itu," kata Presiden saat memberikan sambutan di depan para undangan yang hadir.
Presiden mengecam aksi teror di gereja di Surabaya dan Mapolrestabes Surabaya, karena anak-anak turut dilibatkan.
"Yang ingin saya garisbawahi adalah betapa kejam dan kejinya ideologi terorisme yang sudah membawa anak-anak dalam kancah aksi-aksi mereka," kata Jokowi.
Kepala Negara mengingatkan kepada semua lapisan masyarakat ideologi teroris yang kejam ini telah masuk dalam sendi keluarga.
Presiden berharap kasus ini yang terakhir kali sehingga tidak ada lagi masyarakat yang hancur karena ideologi tersebut.
"Kita berharap semuanya jangan sampai ada lagi keluarga Indonesia yang hancur karena ideologi ini," katanya.
Kepala Negara juga mengingatkan bahwa keluarga itu harusnya membangun rasa optimisme pada anak, bukan diajari ideologi terorisme.
Keluarga itu harusnya bangun rasa optimisme anak, diberi nilai yang baik, budi pekerti pada anak, tapi bukan kebalikannya. Hilang semuanya karena keluarga itu mengikuti ideologi terorisme," kata Jokowi.
Dalam acara buka puasa bersama dihadiri diantaranya Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar, Din Syamsuddin.
Tampak hadir juga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, serta para pengusaha yang tergabung dalam KADIN, HIPMI, APINDO.
Dalam acara buka puasa bersama ini juga diisi dengan tausyiah Ramadhan oleh Imam Besar Masjid Istiqal Nazaruddin Umar.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018