Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mendukung pengembangan empat jenis otomotif yang dinilai memiliki kompetensi telah dikuasai industri otomotif di Indonesia, sehingga mampu menjadi basis produksi otomotif dunia. Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Depperin, Budi Darmadi, kepada ANTARA, akhir pekan lalu, mengatakan empat jenis otomotif yang didukung pengembangannya oleh pemerintah adalah kendaraan komersial, kendaraan serba guna (MPV), sedan kecil, dan kendaraan lain yang mengusung mesin skala kecil dan menengah (di bawah 2000 cc). "Kami mendukung penuh pengembangan industri otomotif yang kompeten dan memiliki potensi ekspor melalui berbagai insentif dan penurunan PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah)," katanya. Ia mengatakan berbagai insentif dan penurunan PPnBM itu sedang dalam kajian antar departemen untuk mendukung naiknya volume penjualan kendaraan komersial, seperti truk, kemudian kendaraan jenis MPV, sedan kecil, dan kendaraan lain yang mengusung mesin di bawah 2.000 cc. "Penurunan PPnBM itu sangat penting untuk meningkatkan volume penjualan di dalam negeri, sehingga pasar Indonesia yang besar bisa dijadikan basis industri otomotif dari berbagai prinsipal untuk pasar regional maupun internasional," ujarnya. Selain itu, lanjut Budi, pemerintah juga mempermudah dan mengurangi bea masuk komponen yang belum diproduksi di Indonesia untuk pengembangan beberapa jenis kendaraan yang teknologinya sudah dikuasai Indonesia dan pasarnya juga cukup besar itu. Saat ini sejumlah industri otomotif dunia seperti Toyota, Daihatsu, dan Suzuki, lain-lain sudah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi otomotif untuk kendaraan MPV, sehingga dalam beberapa tahun terakhir ini ekspor kendaraan utuh (CBU) dari Indonesia terus meningkat. Menperin Fahmi Idris pada pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2007, Kamis (19/7) lalu melaporkan pada Januari-Mei 2007 ekspor kendaraan CBU naik sekitar 90 persen menjadi 21 ribu unit dibandingkan periode yang sama 2006. "Kami memperkirakan ekspor mobil CBU sampai akhir tahun mencapai sekitar 50 ribu unit atau naik sekitar 50 persen dibandingkan tahun 2006," katanya. Pada 2006 ekspor kendaraan CBU mencapai sekitar 30 ribu unit dan kendaraan yang diekspor secara terurai (CKD) sekitar 105 ribu set. Fahmi optimis ekspor mobil CBU dari industri otomotif di Indonesia akan terus meningkat seiring dengan perbaikan fasilitas infrastruktur, terutama dengan dibangunnya pelabuhan khusus untuk mobil ("car port") yang akan resmi beroperasi pada September 2007. Insentif Teknologi Lebih jauh, Dirjen IATT mengatakan pemerintah juga sedang mengkaji insentif dan penurunan PPnBM otomotif berdasarkan teknologi yang ramah lingkungan dan hemat bahan bakar, seiring dengan tren global untuk mengembangkan industri yang ramah lingkungan guna menekan laju pertumbuhan pemanasan global. "Saat ini penerapan PPnBM masih berdasarkan mesin dan kategori tertentu, belum melihat sistem pembakarannya. Kita akan melihat kemungkinan itu untuk mendorong pengembangan sistem pembakaran yang hemat energi dan ramah lingkungan," ujar Budi. Namun diakuinya tidak mudah membuat definisi teknologi yang ramah lingkungan, karena setiap industri otomotif dari berbagai prinsipal otomotif dunia mengembangkan sistem yang berbeda, seperti Toyota mengembangkan fuel cell, industri otomotif asal AS mengembangkan teknologi metanol, dan Asia Timur mengembangkan teknologi mesin berbasis biodiesel. (*)
Copyright © ANTARA 2007