... perlu didesain tidak semata mengejar pertumbuhan tinggi namun juga harus menjaga stabilitas memperkuat daya tahan dan kesinambungan dalam jangka menengah panjang...Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengingatkan pentingnya perumusan desain pembangunan nasional untuk menjaga stabilitas dan kesinambungan kondisi perekonomian dalam jangka menengah panjang.
"Pembangunan nasional perlu didesain tidak semata mengejar pertumbuhan tinggi namun juga harus menjaga stabilitas memperkuat daya tahan dan kesinambungan dalam jangka menengah panjang," kata dia, dalam menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun Anggaran 2019, di DPR, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, stabilitas menjadi hal yang sangat penting karena pergerakan perekonomian global saat ini sedang menuju keseimbangan baru sebagai dampak dari normalisasi kebijakan moneter maupun ekspansi fiskal Amerika Serikat.
Menurut dia, dampak negatif dari perkembangan situasi global tersebut menyebabkan terjadinya penguatan dolar AS dan pembalikan arus modal keluar dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Selain itu, berbagai faktor eksternal lain juga patut diwaspadai seperti pergerakan harga minyak, potensi perang dagang Amerika dan China serta kondisi geopolitik internasional di Timur Tengah dan Semenanjung Korea.
"Kita harus terus meningkatkan kewaspadaan, ketahanan dan kesiapan perekonomian kita dalam menghadapi gejolak dunia tersebut," kata Mulyani.
Untuk itu, kata dia, pemerintah akan fokus menyusun APBN yang akan disiapkan untuk memperkuat pondasi perekonomian yang selama ini telah terjaga dengan optimal.
"APBN sebagai instrumen kebijakan sangat penting untuk dirancang dan diarahkan sebagai bagian untuk membangun, memperkuat pondasi dan terus menjaga keseimbangan ini," ujarnya.
Ia memastikan APBN juga harus kredibel, sehat dan efektif agar menjadi instrumen kebijakan stabilisasi sekaligus motor penggerak perekonomian melalui fungsi alokasi dan distribusi.
Pemerintah telah menyiapkan penghitungan RAPBN 2019 dengan asumsi dasar makro antara lain pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4 persen-5,8 persen, inflasi pada kisaran 2,5 persen-4,5 persen dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada kisaran Rp13.700-Rp14.000 per dolar Amerika Serikat.
Asumsi dasar makro lainnya adalah suku bunga SPN 3 bulan rata-rata pada kisaran 4,6 persen-5,2 persen, harga ICP minyak pada kisaran 60 dolar AS-70 dolar Amerika Serikat per barel, angkatan hasil minyak bumi 722.000-805.000 barel per hari dan angkatan hasil gas bumi 1.210.000-1.300.000 barel setara minyak per hari.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018