Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar menjadi penceramah sebelum shalat tarawih di Kantor Pusat PLN, Kamis (17/5) atau malam kedua Ramadhan.
Dalam siaran persnya yang diterima, Jumat, menyebutkan ada tiga hal mengenai kebiasaan buruk umat manusia yang disampaikan Arcandra dalam ceramahnya.
Pertama, katanya, adalah "fatabayyuna" atau jangan mudah percaya dengan berita-berita yang beredar.
Menurutnya, masyaraat harus mengecek kembali berita yang mereka terima, sebelum mereka menyebarkan berita tersebut.
"Mengkonsumsi berita merupakan lifestyle kita saat ini, namun kita harus mengecek kembali berita yang kita terima. Itu benar atau tidak. Kalau tidak benar, kita bisa berdosa besar," katanya.
Arcandra mengatakan saat ini banyak beredar hoaks disebar demi kepentingan tertentu.
Adapun yang kedua, Arcandra mengingatkan untuk tidak berprasangka buruk. Dia mengatakan, jika tidak memahami mengenai suatu hal, orang-orang bisa berprasangka buruk.
Wamen ESDM ini mencontohkan seperti pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak dan harga listrik.
"Kalau kita tidak mengetahui suatu hal, janganlah berprasangka buruk. Selain itu, jangan mencari-cari kesalahan orang lain," sambungnya.
Ketiga, Wamen juga memberikan pesan untuk tidak suka bergunjing, terlebih saat ini adalah bulan Ramadan yang merupakan waktu yang untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan tersebut dan menghapuskan dosa-dosa.
Arcandra juga menyampaikan bahwa waktu di Indonesia merupakan waktu yang baik untuk menjalani puasa. Hal ini karena Indonesia yang merupakan negara equator dengan durasi matahari terbit selama 13 jam.
"Memang ada waktu siang yang lebih pendek, hanya 6 jam seperti di Amerika Serikat. Tapi itu, saat winter. Laparnya luar biasa. Kalau saat musim panas, puasanya bisa 16 jam, karena siangnya panjang," katanya.
Baca juga: Bisnis batu bara masih menjanjikan
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018