Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 61 poin menjadi Rp14.106 dibanding posisi sebelumnya Rp14.045 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa dolar AS bergerak menguat terhadap beberapa mata uang utama dunia didorong kembali naiknya yield obligasi Amerika Serikat ke level 3,12 persen seiring kuatnya data tenaga kerja di Amerika Serikat.

"Data klaim pengangguran di Amerika Serikat cenderung terus menurun, menjaga perekonomiannya," katanya.

Ia mengemukakan data klaim pengangguran di Amerika Serikat selama empat pekan berturut-turut turun sebesar 2.750 menjadi 213.250. Kondisi itu mendorong ekspektasi pasar bahwa unemployment rate akan stabil di kisaran 3,9 persen pada Mei.

Dari dalam negeri, lanjut dia, Bank Indonesia yang memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan (BI 7-Day Repo Rate) diharapkan dapat menjaga fluktuasi mata uang rupiah lebih stabil terhadap dolar AS.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Mei 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,50 persen, berlaku efektif sejak 18 Mei 2018.

"Bank Indonesia telah menaikan suku bunga seperti yang sudah diprediksi para investor," katanya.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan kebijakan kenaikan suku bunga merupakan salah satu upaya Bank Indonesia dalam menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai kondisi fundamentalnya.

"Kebijakan itu diharapkan memberikan dampak positif bagi nilai tukar rupiah sehingga menjaga stabilitas perekonomian nasional," katanya.

Baca juga: BI tidak ragu sesuaikan kembali suku bunga acuan

Baca juga: Rupiah Kamis sore menguat ke Rp14.045

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018