Banjarmasin (ANTARA News) - Plat seng yang panasnya mencapai empat puluh derajat Celsius akibat sengatan sinar matahari, juga bisa terpantau oleh satelit NOA sebagai titik hot spot atau titik panas yang berada di permukaan bumi. Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Kehutanan (Dishut) Kalimantan Selatan (Kalsel), Luthfi Asri, kepada ANTARA di Banjarmasin, Jumat, menyatakan pihaknya akan segera melakukan pengecekan hot spot yang tertangkap satelit NOA guna memastikan dimana letak titik yang sebenarnya. Pengecekan dilakukan agar keberadaan hot spot tersebut dapat dipastikan berapa jumlah titik panas yang bersumber dari api yang sesungguhnya, terlepas dari pantauan satelit NOA yang terpantau oleh Dishut setempat. Setelah dilakukan pengecekan lapangan banyak titik panas yang bukan merupakan titik api, dan ada yang merupakan titik api, namun hanya petani yang membakar sisa sawahnya sehingga panas yang ditimbulkan di kawasan tersebut terpantau satelit NOA. "Memang pada saat musim kemarau, kebakaran hutan atau lahan sangat ditakuti karena dampak yang diakibatkan juga terlalu berisiko besar seperti kabut asap, gundulnya hutan yang mengakibatkan keseimbangan ekosistem lain terganggu dan lain sebagainya," katanya. Titik hot spot yang terpantau satelit NOA tersebut hingga saat ini yang benar-benar berupa titik api hanya sebanyak 20 titik, kesemuanya itu telah dicek beberadaannya yaitu di Kabupaten Banjar dan Tanah Laut, lanjutnya. Oleh sebab itu, warga tak perlu terlalu risau terhatap berita titik hot spot yang terpantau satelit NOA sebanyak 88 titik di Kalsel, karena tak semua berupa titik api yang rawan, tapi hanya merupakan titik panas akibat reaksi pantulan sinar matahari terhadap benda-benda yang mengkilat serta menyerap panas sang surya tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2007