Beijing (ANTARA News) - Pemerintah China sudah mampu mengelola sampah menjadi energi listrik dan Indonesia diharapkan bisa mengikuti kemampuan itu untuk menanggulangi sampah yang sekarang menjadi salah satu masalah tersendiri.
"Kita ingin tahu bagaimana China mampu mengubah sampah menjadi energi listrik. Meskipun secara ekonomis mahal tapi semangatnya jangan dilihat bagaimana membuat listrik tapi bagaimana mengelola sampah," kata Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup (LH) Bidang Kebijakan dan Kelembagaan LH Hoetomo, di Beijing, Sabtu.
Hal tersebut dikemukannya dalam melakukan studi banding dengan ketua dan sejumlah anggota Pansus Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengelolaan Sampah ke China, khususnya ke Shanghai.
Menurut dia, dalam pengelolaan sampah menjadi energi listrik, harus ditekankan bagaimana Indonesia bisa mengelola sampah dengan baik, jangan dilihat dari segi listriknya.
"Kalau dilihat dari segi listriknya memang akan mahal namun kita harus melihat bagaimana sampah itu bisa menjadi barang yang berguna," katanya.
Hoetomo menegaskan, listrik yang dijual dari hasil pengelolaan sampah, hasilnya bisa dipergunakan untuk mengurangi biaya pengelolaan sampah secara keseluruhan. "Memang semangatnya harus dilihat dari bagaimana pengelolaan sampah, bukan dilihat bagaimana listriknya," katanya.
Dari hasil kunjungan kerjanya ke Shanghai bersama ketua dan anggota Pansus RUU Pengelolaan Sampah, ia menilai, sangat positif mengingat rombongan bisa mendapat masukan dan informasi yang sangat berharga dalam rangka penyusunan RUU tersebut.
"Saya kira hasilnya sangat positif. Karena kita bisa melihat secara langsung, apa dan bagaimana China mengelola sampah menjadi barang yang berguna," tambahnya.
Dubes RI untuk China Sudrajat mengatakan, Pemerintah China memang sudah sangat maju dalam pengelolaan sampah dan sudah mampu menjadi barang yang berguna, seperti listrik.
Menurut dia, Indonesia bisa melihat dan belajar dari China bagaimana mereka bisa mengelola sampah menjadi energi listrik.
"Memang kalau dilihat secara ekonomis sangat mahal tapi kita harus melihatnya dari sisi bagaimana mereka mampu mengelola sampah dengan baik," kata Sudrajat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007