Jakarta (ANTARA News) - Badan Ekonomi Kreatif mengharapkan lokasi Paviliun Indonesia di pameran teknologi CeBIT Australia 2018 di Sydney berdampak positif bagi delapan perusahaan rintisan Indonesia yang berpartisipasi di eksibisi tersebut.
"Kami senang mendengar umpan balik para peserta. Lokasi paviliun baik, ternyata lokasi menentukan prestasi. Jadi, sangat mendukung untuk pengunjung datang ke paviliun," kata Deputi Pemasaran Bekraf, Josua Simanjuntak, saat di International Convention Centre Sydney, Kamis.
Pantauan ANTARA News, lokasi Paviliun Indonesia tergolong strategis karena berada tidak jauh dari pintu masuk. Begitu memasuki area pameran, paviliun Indonesia hanya berjarak sekitar 1-2 booth dari pintu masuk.
Berdasarkan data dari Bekraf, delapan startup yaitu Squline, 8villages, Nicslab, Ukirama, Merakyat.co, Medico, Solusi247 dan Jojonomic, pada hari pertama rata-rata mereka bernegosiasi dengan sepuluh orang atau lembaga, baik pengunjung dari Australia maupun orang Indonesia yang berada di sana, untuk rencana kerja sama.
Baca juga: Bekraf harap startup Indonesia mendunia
Meskipun tidak langsung sepakat bekerja sama hari itu, beberapa perwakilan startup mengaku mendapatkan calon mitra yang juga merekomendasikan mereka dengan mitra lainnya.
"Sebagian besar dari mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Ada yg mencari klien untuk ditribusi, investor, yang menarik inquiry yang datang itu sungguhan," kata dia.
Diwawancara terpisah, Direktur Pengembangan Luar Negeri Bekraf, Bonafisius Pudjianto mengharapkan para perusahaan rintisan Indonesia dapat menjalin kerja sama baik dalam bisnis maupun pengembangan teknologi setelah acara ini.
"Bekraf ingin agar mereka dapat merambah pasar aplikasi internasional," kata dia.
Baca juga: Di Sydney, Bekraf promosikan startup Indonesia
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018