Wina (ANTARA News) – Kepala badan pengawas pelarangan uji coba nuklir PBB, Rabu, mengatakan pihaknya siap untuk mengirim tim ke Korea Utara untuk memverifikasi penutupan situs uji coba nuklir negara itu.
Lassina Zerbo, yang merupakan eksekutif sekretaris Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO), mengatakan pihaknya telah memiliki keahlian yang dibutuhkan, teknologi verifikasi unik dan kredibilitas internasional yang sangat diperlukan untuk mengonfirmasi penutupan situs uji coba senjata nuklir Punggye-ri.
Korea Utara pekan lalu mengatakan pihaknya akan menghancurkan situs itu dalam sebuah upacara yang dijadwalkan antara 23-25 Mei.
Baca juga: Korut dilaporkan akan bongkar lapangan uji coba nuklir akhir bulan ini
Meski CTBTO tidak berwenang melakukan pekerjaan yang berarti atau sebelum tanggal itu, pemeriksaan dapat dilakukan sebelum KTT yang dijadwalkan pada 12 Juni antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
“Jika sebelum KTT kami dipanggil untuk melakukan pengukuran di lapangan, ini adalah sesuatu yang memang kami lakukan,” ujar Zerbo.
Sebuah tim untuk ditempatkan dapat dikumpulkan dalam waktu sekitar sepekan, katanya.
"Fakta bahwa Korea Utara belum menandatangani CTBT bukan hambatan untuk membuat teknologi kami tersedia untuk komunitas internasional," tambahnya.
Namun, Zerbo menegaskan bahwa tidak ada permintaan bantuan untuk verifikasi yang diterima dari Korea Utara atau pihak lain untuk kemungkinan kesepakatan.
Baca juga: Korsel minta PBB verifikasi penutupan tempat uji nuklir Korut
Komentar Zerbo datang sehari setelah Korea Utara mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk bergabung dengan upaya internasional untuk menerapkan larangan total terhadap tes senjata nuklir, bagian dari serangkaian terobosan diplomatik baru-baru ini antara Korea Utara, Korea Selatan dan AS.
Namun, pada Rabu proses itu mengalami pukulan ketika Pyongyang mengancam untuk menarik diri dari KTT Juni, dengan mengutip tekanan AS untuk pengabaian sepihak dan kemarahan atas latihan militer gabungan AS-Korea Selatan. Demikian dilansir Kantor Berita AFP.
Baca juga: Kim Jong Un janji undang ahli AS sebagai saksi penutupan lokasi uji coba nuklir
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018