Kairo (ANTARA News) - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mendesak Israel dan Palestina tidak mengambil langkah lebih jauh yang bisa menimbulkan lebih banyak kematian warga Palestina menyusul tindakan kekerasan mematikan di perbatasan Gaza-Israel pada Senin (14/5).
Israel mendapat tekanan internasional setelah pasukan perbatasannya pada Senin menewaskan sekitar 60 warga Palestina yang memprotes pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat (AS) ke Yerusalem pada hari yang sama.
"Saya berharap pesan ini sampai kepada saudara kami di Palestina bahwa mengekspresikan diri dan melakukan protes mengenai keputusan ini tidak akan membawa mereka pada yang dituju, dan bisa menjatuhkan lebih banyak korban," kata Sisi pada Rabu (16/5).
"Di sisi lain, saya berharap Israel memahami reaksi Palestina terhadap masalah ini adalah sah dan bahwa mereka menanganinya dengan sangat memerhatikan nyawa warga Palestina," tambah dia.
Berbicara di sebuah konferensi pemuda yang disiarkan langsung televisi pemerintah, Sisi membahas peran Mesir dalam konflik tersebut, menyatakan Mesir menjalin komunikasi dengan kedua pihak "agar pertumpahan darah ini berakhir".
Sisi mengatakan dia sudah memperingatkan bahwa pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusamel "akan berdampak negatif terhadap opini publik Arab dan muslim."
Lebih dari 100 warga Palestina terbunuh dalam protes yang sudah berlangsung tujuh pekan, utamanya karena tembakan penembak jitu Israel.
Para menteri luar negeri negara di kawasan Arab menggelar pertemuan luar biasa di Kairo pada Kamis untuk membahas langkah mereka selanjutnya mengenai masalah ini, demikian menurut siaran kantor berita AFP. (mu)
Baca juga:
Puluhan warga Palestina tewas di Gaza
Netanyahu bela penggunaan kekuatan di perbatasan Gaza
Utusan PBB kutuk kerusuhan di Jalur Gaza
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018