Moskow (ANTARA News) - Bahasa Indonesia mulai diajarkan di Universitas Moskow pada akhir tahun 1950-an, kata Dr Demidyuk Lyudmila, guru besar yang kini mengajar bahasa Indonesia di Rusia pada Institut Negeri-Negeri Asia Afrika (ISAA).
Menurutnya, pada mulanya di sebuah fakultas MSU yang disebut sebagai Institut Bahasa-bahasa Timur, kemudian diganti namanya menjadi ISAA, yang telah meluluskan para ahli bahasa dan satra Indonesia, ahli sejarah, ahli ekonomi, dan juga budaya-sosial-politik.
Berikut ini penuturan Dr Lyudmila Demidyuk dan Mike yang dipresentasikannya pada Seminar dan Lokakarya internasional "Pengajaran BIPA" yang berlangsung di Jakarta baru-baru ini.
Dengan adanya peristiwa politik yang menyebabkan hubungan antara negara Rusia Indonesia menjadi renggang, maka selama beberapa waktu timbul kesulitan untuk mendapatkan informasi, terutama bahan bahan pelajaran.
Sejak awal tahun 1990-an setelah restrukturisasi sistim soisal Rusia kami tidak ada kendala lagi dalam mendapatkan informasi.
Bahan pelajaran yang diberikan sejalan dengan keadaan perkembangan negara Indonesia.
Sekarang kami mempunyai kesempatan luas untuk memperoleh bahan-bahan baik dari suratkabar maupun majalah, buku sastra Indonesia tradisional dan modern, serta internet.
Pengajaran BI dimulai dengan pelajaran fonetik dan lafal. Untuk dapat mengucapkan dengan baik bunyi dan kata Indonesia, maka telah disediakan rekaman dari teks yang diberikan di kelas.
Rekaman tersebut dilakukan oleh penutur asli, sehingga mahasiswa kurang lebih dapat menirukan bunyi-bunyi BI dengan baik.
Perlu dicatat bahwa pada tahap pemula pembelajaran bahasa Indonesia seluruh teks yang diberikan di kelas merupakan teks asli yang berbahasa baku.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007