Manila (ANTARA News) - Badan Keamanan (BK) tertinggi Filipina, Sabtu menyetujui aksi hukuman terhadap kelompok pemberontak separatis Muslim terbesar, guna membalas pembunuhan mengerikan terhadap 14 prajurit angkatan laut, yang 10 di antara mereka kepalanya dipenggal dan dimutilasi. Dewan Keamanan Nasional juga memberikan waktu bagi Front Pembebasan Islam Moro (MILF) sampai hari Minggu agar para anggotanya yang terlibat dalam pertempuran sengit di provinsi Basilan, 900 kilometer selatan Manila, pada 10 Juli lalu yang menyebabkan tewasnya prajurit angkatan laut itu menyerah. "Saya perlu umumkan pendekatan Dewan Pertahanan Nasional terhadap hukuman aksi polisi di Basilan," kata Penasehat Keamanan Nasional, Norberto Gonzales, kepada para wartawan seusai persidangan Dewan. "Pembunuhan besar-besaran di Basilan adalah tindakan brutal dan tak berperikemanusiaan." Pembunuhan prajurit-prajurit angkatan laut itu terjadi pada saat mereka sedang mencari seorang pendeta Italia yang diculik di Basilan, ketika mereka diserang oleh pasukan MILF, yang memicu pertempuran selama sembilan jam. Hanya empat dari mereka yang tewas dalam pertempuran, namun 10 orang lainnya dinyatakan hilang dan kemudian ditemukan dalam keadaan tewas, semuanya tanpa kepala dan dimutilasi atas bagian-bagian tangan, kaki, telinga atau bahkan kemaluan mereka. Pendeta Italia yang diculik, Bapa Giancarlo Bossi, 57 tahun, telah dibebaskan tanpa syarat oleh para penculik Muslim itu pada hari Kamis, di provinsi Lanao del Norte, 240 kilometer timurlaut Basilan. MILF, yang melakukan perundingan-perundingan perdamaian dengan pemerintah, mengatakan bahwa pasukannya hanya mempertahankan diri terhadap serangan angkatan laut, yang memasuki wilayah kamp mereka di kota Tipo-Tipo tanpa adanya koordinasi sebelumnya, seperti yang ditentukan oleh perjanjian gencatan senjata 2003. Kelompok pemberontak juga membantah bahwa pihaknya melakukan pemenggalan kepala atau mutilasi terhadap 10 anggota angkatan luat yang tewas. Panglima angkatan bersenjata Jenderal Hermogenes Esperon mengatakan, dia kini sedang menunggu tenggat-waktu hari Minggu bagi MILF untuk menyerahkan anggota pasukan mereka sebelum pihaknya melancarkan serangan. "Saya sekarang penguasa dari Dewan keamanan Nasional, maka kami bisa saja menjatuhkan hukuman kepada orang-orang yang berada di balik pembunuhan brutal di Basilan itu," katanya kepada AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007