Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menegaskan ada peningkatan pengamanan bandara, pelabuhan dan terminal selama dua pekan ke depan.

"Sejak hari Minggu saya sudah menyampaikan kepada semua pengelola bandara, pelabuhan, terminal, dan stasiun untuk meningkatkan keamanan, sementara ini dari kami menetapkan selama dua minggu," kata Budi di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Peningkatan keamanan itu menurut Budi dilakukan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

"Insya Allah kita bisa melakukan pengamanan, dan saya juga minta para `stake holder` mendukung kegiatan-kegiatan ini di mana Kementerian Perhubungan dengan seluruh `stake holdernya` dibantu oleh Polri dan TNI," tambah Budi.

Setelah dua minggu, Kementerian Perhubungan bersama dengan Polri dan Badan Intelijen Negara nantinya akan mengevaluasi prosedur keamanan selanjutnya.

"Kalau memang sampai lebaran, kami lakukan. Sejauh ini tidak ada ganguan, walaupun ada, itu sifatnya `hoax`, terjadi Surabaya dan Semarang, setelah diteliti itu bukan bom," tambah Budi.

Peningkatan keamanan itu dilakukan dengan penambahan personil TNI dan Polri yang berjaga di bandara, pelabuhan dan terminal hingga 2000 personil maupun aktivitas yang dilakukan petugas baik keamanan internal, TNI Polri lebih intensif.

"Seperti memeriksa secara random mobil yang masuk bandara, ada `double screening` masuk bandara itu. Kami mengupayakan juga ada pengamanan-pengamanan tertutup agar kalau ada yang mencurigakan bisa menanganinya lebih baik," jelas Budi.

Baca juga: Pengamanan 13 bandara ditingkatkan

Dalam sepekan terakhir, sejumlah daerah di Indonesia mengalami serangan bom oleh para teroris.

Serangan teroris awalnya terjadi pada 8 Mei 2018 yaitu terjadi kerusuhan antara narapidana terorisme dengan anggota Densus 88 di rumah tahanan Mako Brimob menjelang tengah malam. Akibat dari kerusuhan itu, lima orang polisi meninggal, satu orang polisi disanderan, dan satu orang napi teroris tewas.

Ada 155 orang napi teroris yang merebut senjata petugas dan mengambil alih rutan hingga akhirnya mereka menyerah pada 10 Mei 2018 dan seluruhnya dipindahkan ke lapas Nusa Kambangan.

Selanjutnya pada 13 Mei 2018, kota Surabaya diguncang serangan bom bunuh diri. Bom pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela pada pukul 06.30 WIB, bom kedua meletup di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro pukul 07.15 WIB, disusul serangan bom ketiga di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno pada pukul 07.53 WIB.

Hingga saat ini korban tewas mencapai 14 orang, sudah termasuk para pelaku diduga berjumlah enam orang yang merupakan satu keluarga, sedangkan korban luka-luka tercatat mencapai 41 orang.

Selang 14 jam kemudian, ledakan bom terjadi di Blok B Lantai 5 Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Ledakan itu merenggut tiga nyawa yang merupakan satu keluarga terduga teroris yang akan melakukan serangan bom. Polda Jatim dan tim Gegana menemukan tiga bom aktif, dan sejumlah bahan baku pembuat bom dalam jumlah banyak.

Pada 14 Mei 2018 juga terjadi bom bunuh diri di pintu masuk kantor Mapolrestabes Surabaya yang menyebabkan empat pelaku tewas dan menyebabkan masyarakat dan polisi yang ada di sekitar ledakan juga terluka.

Selanjutnya pada hari ini, 16 Mei 2018 terduga teroris menyerang Mapolda Riau. Ada seorang polisi yang meninggal, sedangkan 4 orang terduga teroris ada 4 ditembak hingga tewas.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018