Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) tidak membuat sejumlah perusahaan menunda untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham (IPO).
"Karena rencana IPO itu bukan rencana sehari, tetapi rencana yang sudah diputuskan bertahun-tahun dan minat pembelinya juga sudah ada," ujar Direktur Penilaian Perusashaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Rabu.
Samsul Hidayat juga menilai kondisi industri pasar modal bukan sepenuhnya disebabkan sentimen yang datang dari dalam negeri, tetapi dipengaruhi kebijakan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
"Kalau dilihat, penurunan saham diimbangi dengan masih masuknya dana investor yang masuk untuk mengakumulasi saham-saham yang telah turun," katanya.
Saat ini, lanjut dia, fundamental ekonomi nasional masih terjaga, sejumlah data yang telah diumumkan juga terbilang masih baik. Pemerintah tentu akan terus berupaya untuk menjaga perekonomian nasional tetap baik/ kondusif.
Kendati demikian, Samsul Hidayat mengakui, sentimen mengenai teror yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia dapat mengganggu persepsi investor untuk berinvestasi.
"Investor sebenarnya sudah cukup imune dengan kondisi itu, tetapi kan harapan kita ini bisa diatasi secepatnya oleh pihak keamanan agar investor nyaman untuk investasi," katanya.
Baca juga: IHSG dibuka melemah 52,90 poin
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018