Pekanbaru (ANTARA News) - Inspektur Dua Auzar, personel Direktorat Lalu Lintas Polda Riau yang meninggal dalam insiden serangan teroris di Markas Polda Riau, Kota Pekanbaru, dikenal sebagai sosok religius.
Bahkan, sebelum meninggal ditabrak mobil yang dikendarai teroris saat penyerangan Rabu pagi sekitar pukul 09.00 WIB tersebut, korban diketahui baru saja melaksanakan sholat Dhuha.
"Kita semua merasa kehilangan sosok beliau. Bukan hanya polisi tapi juga ulama dan ustadz di sini," kata Direktur Lalu Lintas Polda Riau, Kombes Pol Rudi Syarifudin di Pekanbaru, Rabu.
Rudi mengatakan bahwa almarhum Ipda Auzar yang meninggal pada usia 55 tahun tersebut memulai karir di Lantas Polda Riau sejak dari Bintara hingga kini menyandang Ipda.
Selama menjadi anggota Polri, Auzar yang bergelar Haji itu aktif dalam berbagai kegiatan kegamaan dan sosial. Dia diketahui kerap memberikan tausiah hingga disebut sebagai salah satu ustadz disegani di internal polisi maupun masyarakat setempat.
Sebagai atasan, Kombes Rudi juga menyebut bahwa Auzar memiliki sebuah pesantren dan yayasan anak yatim piatu yang mendidik lebih dari 500 anak-anak kurang beruntung.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang ia peroleh, Kombes Rudi mengatakan bahwa sebelum ditabrak hingga meninggal dunia, korban baru saja menyelesaikan sholat Dhuha di Masjid Polda Riau yang berlokasi di lantau dua. Ibadah itu, kata Rudi, rutin dilakukan Auzar setiap pagi.
"Sebelum kejadian beliau juga sempat memberikan pengarahan jadwal tausiah dan kegiatan Ramadhan di lingkungan masjid Polda Riau," ujarnya.
Selanjutnya, korban turun ke bawah untuk kembali ke ruangan kerja dan seketika ditabrak mobil yang dikendarai teroris.
"Kami sangat berduka. Semoga almarhum ditempatkan di sisi terbaikNya," ujar Rudi.
Baca juga: Polda Riau benarkan seorang anggotanya tewas
Baca juga: Ipda Auzar gugur diserang teroris di Mapolda Riau
Pewarta: Bayu Agustari Adha dan Anggi Romadhoni
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018