Tunis (ANTARA News) - Sebanyak 17 petugas polisi Tunisia didakwa atas tuduhan melakukan pembunuhan, setelah seorang suporter sepak bola tenggelam pada Maret, kata Ghazi Mrabet, pengacara keluarga korban, pada Selasa waktu setempat.
Polisi tersebut dituduh mengejar sekelompok suporter muda hingga ke sungai di dekat Stadion Rades setelah mereka diduga terlibat dalam bentrokan antarsuporter Club Africain Tunisia.
Menururt beberapa saksi mata, Omar Labidi (19) berteriak kepada polisi bahwa dia tidak bisa berenang sebelum melompat ke dalam air.
Jasad pemuda itu diangkat dari sungai pada hari berikutnya, sekitar tiga kilometer dari stadion.
Kakak korban menuduh polisi mendorong Omar ke sungai.
“Dia (Omar) mengatakan kepada polisi bahwa dia tidak bisa berenang, dan polisi tersebut mengatakan, ‘Silakan lanjutkan dan belajar berenang, melompatlah’,” kata kakaknya, dalam sebuah siaran video di media Tunisia.
Sejak kematian Labidi, tagar “#belajar_berenang” dalam bahasa Arab beredar luas di media sosial.
Labidi tenggelam pada 31 Maret setelah bentrokan mencuat antara suporter di pertandingan liga profesional antara Club Africain Tunisia dengan klub Olympique de Medenine.
Kekerasan sering terjadi di dalam maupun di sekitar stadion Tunisia.
Pada awal Mei, sebuah video yang menampilkan dua penggemar bola basket muda dikejar dan dipukuli oleh orang-orang yang diyakini sebagai polisi secara luas beredar di media sosial, demikian dilansir Kantor Berita AFP.
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018