Jika pemerintah Trump "memojokkan kami dan secara sepihak menuntut kami menyerahkan senjata nuklir, kami tidak lagi tertarik berunding dan akan mempertimbangkan kembali apakah kami akan menerima pertemuan tingkat tinggi DPRK-AS yang akan datang," kata wakil menteri luar negeri pertama, Kim Kye Gwan, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan KCNA dan dikutip AFP.
KCNA pada Rabu juga menyiarkan laporan ke publik mengenai respons pemerintah terhadap latihan militer gabungan Korea Selatan dan AS selama 11 sampai 25 Mei, yang disebut sebagai "persiapan untuk melancarkan serangan udara ke DPRK" dan "provokasi jahat".
Dalam laporannya, KCNA antara lain menyebutkan "Deklarasi Panmunjeom tidak akan diterapkan oleh upaya sepihak dari pihak tunggal, dan hanya akan membuahkan hasil baik ketika kedua pihak menciptakan kondisi dan iklim yang mendukung dengan menggabungkan usaha-usaha mereka".
"AS mesti berpikir dua kali mengenai nasib pertemuan tingkat tinggi DPRK-AS yang sekarang menjadi agenda teratas sebelum melakukan kegiatan militer provokatif terhadap DPRK bersama dengan otoritas Korea Selatan," demikian siaran KCNA. (mu)
Baca juga:
Trump dan Kim Jong-un bertemu di Singapura pada 12 Juni
Pemimpin dua Korea awali babak sejarah baru di Panmunjeom
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018