Beijing (ANTARA News) - Salah satu pengembang asal Beijing, China, berminat membuka kawasan industri di Bali dan Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

"Kami dibantu oleh PBOC (People Bank of China/bank sentral China) dan salah satu pengembang kawasan industri di Beijing untuk membuka kawasan-kawasan industri di Indonesia. Mereka berencana membuka kawasan di Bali dan Bintan," kata Deputi Badan Koordinasi Penanaman Modal RI Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Tamba Parulian Hutapea, di Wisma Duta KBRI Beijing, Selasa (15/5) malam.

Ia menyebutkan nilai investasi China pada 2015 hanya 528 juta dolar AS. Pada 2017, nilai investasi negara terbesar di dunia itu melonjak drastis menjadi 3,3 miliar dolar AS.

"Angka tahun ini sudah mencapai 680 juta dolar AS. Kalau dilihat dari komitmen mereka, (maka) masih di bawah 2 persen," katanya.

Nilai investasi China di Indonesia menduduki peringkat ketiga di bawah Singapura dan Jepang.

Meskipun demikian, hampir 60 persen investasi China berada di luar Pulau Jawa, sedangkan hampir 90 persen investasi Jepang berada di Pulau Jawa.

"Investasi China ini inline (sejalan) dengan program pemerintah dalam memeratakan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia," kata Tamba menambahkan.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mengatakan bahwa China akan berupaya menjadi investor asing terbesar di Indonesia.

"Iya lah, masak negara sebesar ini investasinya kalah sama Singapura dan Jepang," katanya.

Menurut dia, peningkatan nilai investasi China, peningkatan nilai ekspor Indonesia, dan peningkatan kunjungan wisatawan asal China juga telah terefleksikan dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri China Li Keqiang di Indonesia pada Senin (7/5).

"Pertemuan tersebut telah banyak menghasilkan beberapa kesepakatan," ujar mantan Dubes RI untuk Rusia tersebut.

Baca juga: Suzhou dorong pengusahanya berinvestasi ke Indonesia

Baca juga: China bawa 16 ahli kaji tawaran investasi Indonesia

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018