Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh ke tingkat terendah tahun ini pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), tertekan oleh penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni, anjlok 27,9 dolar AS atau 2,12 persen, menjadi ditutup di 1.290,30 dolar AS per ounce.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,7 persen menjadi 93,25 pada pukul 18.40 GMT.
Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS naik maka emas berjangka akan turun, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi para pemegang mata uang lainnya.
Imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih tinggi juga menghambat permintaan terhadap logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil, karena imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun yang dijadikan acuan mencapai level tertingginya sejak 2011.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun naik 8,9 basis poin menjadi 3,078 persen.
Sementara itu, dalam pidatonya di Economic Club of Minnesota pada Selasa (15/5), Presiden Federal Reserve San Francisco John Williams mengatakan dia mendukung target the Fed untuk menaikkan suku bunga sebanyak tiga atau empat kali tahun ini, peningkatan secara bertahap selama dua tahun berikutnya.
Suku bunga AS yang lebih tinggi cenderung meningkatkan dolar AS dan imbal hasil obligasi, membuat emas dengan denominasi mata uang dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan mengurangi daya tarik aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 37,6 sen AS atau 2,26 persen, menjadi menetap di 16,229 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Juli turun 17,7 dolar AS atau 1,93 persen, menjadi ditutup pada 897,2 dolar AS per ounce.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018