Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mengklaim neraca perdagangan di April 2018 yang berbalik menjadi defisit lebih karena akselerasi kegiatan produksi dan investasi, sejalan dengan membaiknya prospek perekonomian.
Bank Sentral dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa, meyakini kinerja neraca perdagangan domestik akan membaik di bulan-bulan berikutnya karena harga komoditas yang tetap tinggi, dan terjaganya permintaan untuk ekspor menyusul berlanjutnya pemulihan ekonomi global.
"Ini pada gilirannya akan mendukung prospek pertumbuhan ekonomi dan ketahanan neraca transaksi berjalan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman.
BI ingin menjangkar defisit neraca transaksi berjalan di rentang 2 - 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini, setelah di 2017 hanya sebesar 1,7 persen dari PDB.
Adapun neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 menderita defisit 1,63 miliar dolar AS yang dipengaruhi defisit pada neraca perdagangan nonmigas dan defisit pada neraca perdagangan migas. Secara kumulatif Januari-April 2018, neraca perdagangan Indonesia tercatat defisit 1,31 miliar dolar AS.
Neraca perdagangan nonmigas pada April 2018 mencatat defisit 0,50 miliar dolar AS. Sedangkan, defisit neraca perdagangan migas April 2018 tercatat 1,13 miliar dolar AS, atau naik dari 0,90 miliar dolar AS pada Maret 2017.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018