Puteri imigran Yahudi itu sering berjuang sendirian di parlemen untuk memberi hak kepada mayoritas kulit hitam di Afrika Selatan.
Seperti dilaporkan Reuters, Suzman menjadi satu di antara sedikit orang kulit putih yang memperoleh rasa hormat dari warga kulit hitam Afrika Selatan manakala ia mulai melakukan kunjungan reguler ke Nelson Mandela, pemimpin nasionalis kulit hitam yang dijatuhi hukuman seumur hidup pada tahun 1964.
Yayasan Nelson Mandela mengatakan Afrika Selatan telah kehilangan "seorang patriot besar dan pejuang yang berani menentang apartheid".
Puteri Suzman, Frances Jowell, seperti dikutip kantor berita SAPA mengatakan ibunya meninggal dengan tenang di kediamannya di Johannesburg.
Mandela, yang teringat akan kunjungan pertama Suzman ke seksi B penjara pulau Robben pada 1967, suatu kali berkata:"Suatu pandangan ganjil dan mengagumkan saat menyaksikan wanita yang berani ini melihat ke sel kami dan berjalan-jalan di taman. Dialah orang pertama dan satu-satunya wanita yang mengunjungi sel kami."
Suzman dan Mandela, yang dibebaskan dari penjara pada 1990, menjadi sahabat dekat setelah Mandela terpilih sebagai presiden pertama berkulit hitam di Afrika Selatan tahun 1994.
"Suzman menjadi duri dalam daging apartheid yang secara terbuka mengecam pemisahan kulit hitam oleh sistem apartheid yang diberlakukan hanya untuk kaum kulit putih," kata partai berkuasa Kongres Nasional Afrika (ANC) yang membantu mengakhiri apartheid.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009