Makassar (ANTARA News) - Kunjungan wisatawan Eropa ke Indonesia pada tahun 2008 diprediksi mengalami penurunan hingga 20 persen atau hanya sekitar 560 ribu orang dari tingkat kunjungan wisatawan Eropa ke Indonesia sekitar 700 ribu setiap tahun.
Kondisi ini kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik usai temu kader Partai Demokrat di Makassar, Jumat, merupakan dampak dari larangan Uni Eropa terhadap maskapai penerbangan Indonesia untuk terbang ke Eropa.
"Kalau tahun ini saya tidak khawatir karena orang-orang Eropa itu biasanya telah membuat rencana setahun sebelumnya bila ingin berwisata ke negara orang dan itu wajib dilaksanakannya, mereka tidak akan menundanya," jelas anggota dewan pembina Partai Demokrat ini.
Sementara tahun 2007 ini, lanjut Jero, masyarakat Eropa tentu akan mempertimbangkan untuk merencanakan berkunjung ke Indonesia menyusul larangan tersebut.
Apalagi, kata Jero, tingkat kunjungan wisatawan Eropa ke Tana Toraja terbilang cukup banyak bila dibandingkan dengan wisatawan mancanegara lainnya.
Namun dia mengakui bahwa larangan penerbangan maskapai penerbangan Indonesia ke Uni Eropa ini tidak begitu mempengaruhi wisatawan mancanegara (wisman) lainnya untuk berkunjung ke Indoensia seperti Jepang, China dan beberapa wisman dari negara-negara Asia.
Sebab itu, Jero berharap agar rakyat Indonesia senantiasa dapat membantu pemerintah untuk bersama-sama menciptakan suasana yang aman sehingga wisatawan dari luar tidak ragu-ragu untuk berwisata ke Indonesia.
Masalah keamanan, katanya, merupakan salah satu faktor penentu dalam sektor pariwisata. Beberapa tahun terakhir ini, jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia menurun drastis akibat aksi terorisme belum lagi dengan maraknya aksi unjuk rasa di beberapa daerah di Indonesia sehingga wisman takut berkunjung ke Indonesia.
"Media kita lebih banyak menyorot aksi unjuk rasa yang marak terjadi di beberapa daerah dan hal itu ternyata dicover pula pada sejumlah media asing dan disebarluaskan sehingga membuat wisman berpikir seribu kali untuk datang ke Indonesia," katanya.
Ia meminta kepada pemerintah setempat untuk aktif melakukan promosi terhadap objek wisata yang dimiliki daerahnya dan berusaha untuk terus memperbaiki berbagai sarananya agar lebih mudah diakses.
Jero juga membanggakan Makassar dan mengandalkan daerah ini sebagai salah satu kota MICE (meeting, incentive, convention and exhibition) sekaligus sebagai kota industri pariwisata mengingat kota `anging mammiri` ini merupakan pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI) karena memiliki bandara yang luas, masyarakatnya terbuka, memiliki sejumlah objek wisata baik di daratan maupun di laut (pulau-pulau).
Selain itu, lanjutnya, Makassar juga dikenal sebagai salah satu daerah yang mampu memperoleh PAD terbanyak dari sektor pariwisata dan mendistribusikan incomenya sebagian.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007