Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menguasai pasar batik dunia yang telah menjadi penggerak perekonomian kawasan dengan menyediakan ribuan lapangan kerja dan menyumbang devisa negara, kata Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih di Jakarta, Selasa.

“Industri batik nasional memiliki daya saing komparatif dan kompetitif di pasar internasional. Indonesia menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia,” kata Gati membacakan sambutan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Pembukaan Pameran Batik Warisan Budaya XII di Plasa Pameran Kementerian Perindustrian.

Saat ini industri batik didominasi oleh industri kecil dan menengah yang tersebar di 101 sentra. Jumlah tenaga kerja yang terserap di sentra IKM batik mencapai 15 ribu orang

Kemenperin mencatat nilai ekspor batik dan produk batik 2017 mencapai 58,46 juta dolar AS dengan pasar utama Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.

Saat ini Industri batik dituntut untuk menjadi industri yang ramah lingkungan dengan menggunakan zat warna alam pada produk batik merupakan solusi dalam mengurangi dampak pencemaran dan bahkan menjadikan batik sebagai eco-product yang bernilai ekonomi tinggi.

“Pengembangan zat warna alam juga turut mengurangi importasi zat warna sintetik. Di tengah persaingan global yang semakin kompetitif dan dinamis, preferensi konsumen terhadap produk ramah lingkungan terus meningkat," jelasnya.

Kementerian Perindustrian terus berupaya mengembangkan industri batik nasional.

Program peningkatan kompetensi SDM, pengembangaan kualitas produk, standardisasi, fasilitasi mesin atau peralatan serta promosi dan pameran diberikan kepada para perajin dan pelaku usaha batik untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas produksinya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018