Bogor (ANTARA News) - Institut Pertanian Bogor (IPB) terus mengembangkan karakter kebangsaan kepada pada mahasiswa sebagai salah satu upaya menangkal dan mencegah radikalisme masuk ke kalangan kampus.
"Inshaa Allah kampus IPB makin kondusif untuk pengembangan karakter kebangsaan," kata Rektor IPB Dr Arif Satria, kepada Antara di Bogor, Selasa.
Arif mengatakan, upaya menguatkan karakter kebangsaan para mahasiswa salah satunya melalui asrama mahasiswa maupun asrama kepemimpinan yang baru didirikan tahun ini.
Selain itu, aktivitas kemahasiswaan juga semakin beragam khususnya berkaitan dengan seni, baik tari maupun musik.
Menurutnya, seni dan olahraga merupakan titik temu beragam orang lintas agama, lintas etnik, lintas kelas sosial.
"IPB akan terus mencari titik-titik di mana orang bisa bersatu," kata Arif.
Ia menambahkan, IPB kini terus memperkuat pendidikan karakter kebangsaan di asrama. Karena asrama adalah media untuk pendidikan multikultural.
Baca juga: IPB dirikan asrama kepemimpinan untuk aktivis mahasiswa
"Dengan pola pendidikan multikultural dan pendidikan karakter di IPB. Jangan ragukan nasionalisme mahasiswa kita," katanya.
"Insya Allah mahasiswa pun akan makin disibukkan dengan kegiatan pengembangan "softskill untuk memperkuat ciri mahasiswa IPB sebagai calon "techno preneur," kata Arif menambahkan.
Baca juga: Anak terlanjur kena paham radikal? Begini penanganannya
Terkait tragedi serangan teror bom di Surabaya, Rektor IPB beserta keluarga besar IPB menyampaikan keprihatinannya, turut berduka cita atas jatuhnya korban pada peristiwa tersebut.
"Semoga Tuhan Yang Esa memberikan ketabahan dan kesabaran kepada keluarga korban," kata Arif.
Selanjutnya IPB mengecam segala tindak kekerasan terorisme yang tidak berperikemanusiaan dan merusak tata peradaban bangsa.
IPB juga mengimbau kepada seluruh warga kampus untuk tetap tenang dan waspada terhadap segala jenis provokasi, serta terus menjaga keutuhan dan kelangsungan kehidupan berbangsa.
Baca juga: Menristekdikti nyatakan perguruan tinggi harus cegah penyebaran radikalisme
Baca juga: Semua sel radikalisme sudah menyusup ke kampus
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018