Yerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela penggunaan kekuatan di perbatasan Gaza pada Senin (14/5), setelah tentara negaranya menewaskan 55 warga Palestina dalam aksi protes dan bentrok yang terjadi bersamaan dengan pembukaan kedutaan besar Amerika Serikat di Yerusalem.

"Setiap negara punya kewajiban untuk mempertahankan perbatasannya," kata Netanyahu di Twitter.

"Organisasi teror Hamas mendeklarasikan niat untuk menghancurkan Israel dan mengirim ribuan orang untuk membobol pagar perbatasan demi mencapai tujuannya. Kami akan terus bertindak tegas untuk membela kedaulatan dan warga kami," katanya sebagaimana dikutip AFP.

Bentrokan pemrotes Palestina dan personel pasukan keamanan perbatasan Israel yang terjadi dalam aksi protes Senin menewaskan 55 orang Palestina dan melukai lebih dari 2.000 orang lainnya.

Aksi protes diselenggarakan sehari sebelum peringatan ke-70 Hari Nakba, atau "Hari Bencana" Palestina, yang diperingati oleh rakyat Palestina untuk menandai masa ketika ratusan ribu orang Palestina diusir dari rumah mereka atau lari menyelamatkan diri dari kerusuhan ketika Israel dibentuk pada 1948.

Penggunaan kekuatan berlebihan oleh Israel dalam demonstrasi damai itu memicu kecaman dari berbagai negara, termasuk Yordania, Turki, Prancis dan Arab Saudi. (mu)

Baca juga: Puluhan warga Palestina tewas di Gaza

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018