Jakarta (ANTARA News) - Tahun lalu, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of American Osteopathic Association menegaskan bahwa penggunaan tabir surya menjadi penyebab kekurangan vitamin D di seluruh dunia.
Padahal, penggunaan tabir surya bisa menjadi salah satu upaya mencegah kanker kulit.
Lalu, haruskah kita berhenti menggunakan tabir surya agar tak kekurangan vitamin D-- penyebab tulang rapuh dan telah dikaitkan dengan resistensi insulin, tekanan darah tinggi dan penurunan fungsi kekebalan tubuh--?
Profesor dermatologi di University of Pennsylvania, Dr. Victoria Werth menjawab, tidak.
“Saya pikir kita terlalu khawatir tentang vitamin D. Risiko kanker kulit jauh lebih besar daripada vitamin D yang rendah," kata dia.
Werth mengatakan bahwa mencegah kanker kulit harus menjadi prioritas ketimbang masalah kekurangan vitamin D, terutama karena vitamin D bisa juga kita peroleh dari makanan seperti ikan, kuning telur, jamur dan makanan yang diperkaya, serta suplemen.
Di samping itu, dia mengatakan itu adalah mitos bahwa memakai tabir surya benar-benar menghentikan penyerapan vitamin D dari sinar matahari.
"Pada urutan 2% hingga 7% cahaya akan melalui, tergantung pada SPF dari tabir surya. Jika orang menggunakan tabir surya SPF 15, maka hanya 93% dari sinar yang diblokir, dan cukup sinar matahari yang bisa masuk untuk menyediakan cukup vitamin D," papar Werth.
Menghabiskan sekitar satu jam per hari di bawah sinar matahari sambil memakai SPF 15 kemungkinan akan cukup untuk mendapatkan tingkat vitamin D di kisaran yang sehat. Demikian seperti dilansir Time.
Baca juga: Tabir surya bisa sebabkan tubuh kekurangan vitamin D
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018